Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS: Analisis Perdagangan Awal Pekan

Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS (Sumber gambar: TradingView)

Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS (Sumber gambar: TradingView)

Like

Perdagangan awal pekan ini, Senin (25/3/2024), Rupiah masih tertekan terhadap Dolar Amerika Serikat (AS), mencapai level Rp15.803 per USD pada pukul 13.34 WIB.

Sebelumnya, pada Jumat (22/3), Rupiah ditutup di level Rp15.773 per USD, mengalami pelemahan sebesar 0,77 persen.

Bahkan, pada Kamis (21/3), Rupiah ditutup di level Rp15.653 per USD. Data dari Trading View menunjukkan bahwa dalam lima hari terakhir, Rupiah telah melemah sebesar 0,82 persen.

Baca Juga: Menjadi Investor Beretika di Bulan Ramadhan, Prinsip-Prinsip dan Tanggung Jawab dalam Berinvestasi

Ketidakpastian di pasar keuangan global tercermin dari kebijakan suku bunga sejumlah bank sentral utama dunia.


Kebijakan suku bunga ini mengakibatkan penguatan indeks dolar dan kenaikan yield US Treasury seiring dengan ketidakpastian atas risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas ekspektasi pasar.

Hal ini berpotensi membatasi aliran masuk modal asing dan meningkatkan tekanan pelemahan nilai tukar di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Menurut Algo Research, ekspektasi mereka adalah Rupiah dapat menembus level psikologis 16.000 per USD dan menutup gap di 16.200.

Baca Juga: Mengenal Lebih dan Memahami Esensi Investasi Syariah yang Tentunya Menguntungkan dan Aman

Mereka mencatat bahwa inflasi global kemungkinan akan meningkat meskipun ada penurunan suku bunga dan adanya stimulus fiskal.

Di dalam negeri, ada arus keluar dari Indonesia, khususnya dari obligasi, karena investor mulai menilai prospek kebijakan pemerintah yang menghadapi defisit anggaran tinggi dan banyaknya pinjaman.

Data transaksi Bank Indonesia (BI) hingga 21 Maret 2024 mencatat bahwa non-residen melakukan penjualan bersih sebesar Rp6,68 triliun di pasar keuangan domestik.

Hal ini terdiri dari penjualan bersih sebesar Rp8,20 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), pembelian bersih sebesar Rp1,77 triliun di pasar saham, dan penjualan bersih sebesar Rp0,25 triliun di Sertifikat Bank Indonesia (SRBI).

Pelemahan mata uang utama Asia seperti Yen dan Yuan juga berpotensi berdampak pada mata uang negara berkembang lainnya, termasuk rupiah.