OJK Himbau Peran Serta Generasi Tua untuk Memutus Rantai Sandwich Generation

Sandwich generation jadi generasi yang harus menyokong hidup orang tuan dan anaknya sekaligus. (Sumber gambar: rilidigital.com)

Sandwich generation jadi generasi yang harus menyokong hidup orang tuan dan anaknya sekaligus. (Sumber gambar: rilidigital.com)

Like

Sandwich generation mungkin sudah jadi istilah yang sudah akrab di telinga Be-emers. Istilah ini merujuk pada generasi dewasa yang harus membiayai dan menyokong hidup tiga generasi, yaitu dirinya sendiri, anak, dan juga orang tuanya. 

Banyak hal yang menyebabkan fenomena seperti ini marak, khususnya di Indonesia. Literasi dan inklusi keuangan jadi faktor yang tidak dapat dipisahkan yang menyebabkan lahirnya fenomena ini.

Baca Juga: Belajar Cuan: Financially Happy "Muda Senang, Tua Tenang"

Desakan ekonomi dan kebijakan seseorang dalam mengelola keuangan juga jadi soal utama yang masih harus terus diperbaiki.

 

Pesan OJK untuk Generasi Tua

Menanggapi fenomena ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghimbau generasi tua agar tidak menuntut anaknya untuk membiayai kehidupannya.

Hal ini dapat menjadi beban suatu generasi, apalagi bila ditambahkan dengan laju inflasi yang semakin tak terduga.


Himbauan disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi menyarankan agar generasi tua mampu mempersiapkan dana pensiun untuk masa tuanya agar tidak mengandalkan anak menyokong hari tuanya.

Baca Juga: Judi Online, Virus Baru yang Mewabah di Indonesia

Pesan ini disampaikan karena masih banyak orang tua yang masih menganggap anaknya sebagai investasi di masa tua.

Generasi tua harus siap untuk menghidupi dirinya sendiri pada masa tuanya. Apabila sang anak memang ingin menghidupi orang tuanya semasa tua itu harus muncul dari keinginannya sendiri, bukan sebuah keharusan.