Erick Thohir Akan Jual 13 Aset BUMN ke Investor Asing, Ini Alasannya!

Erick Thohir, Menteri BUMN tawarkan 13 aset BUMN ke investor luar negeri (Sumber gambar: Instagram @erickthohir)

Erick Thohir, Menteri BUMN tawarkan 13 aset BUMN ke investor luar negeri (Sumber gambar: Instagram @erickthohir)

Like

Menteri BUMN, Erick Thohir rencananya akan menawarkan 13 aset perusahaan pelat merah yang berada di sekitar kawasan Monas, Jakarta Pusat ke para investor dari luar negeri.

Dilansir dari cnn.com, Erick mengungkapkan bahwa tujuan dari rencananya ini sebagai bentuk dukungan dalam peluncuran property fund di PT. Danareksa (Persero).

Harapannya, dengan meluncurkan wadah investasi ini bisa membantu menaungi aset BUMN untuk meningkatkan value creation.

Untuk mencari investor asing, Erick bersama dengan wakilnya, Kartika Wirjoatmodjo gencar lakukan safari bisnis ke sejumlah negara di dunia.

Baca Juga: 81 Juta Milenial Belum Punya Rumah! Perumahan TOD Jadi Solusi?


Walaupun situasi geopolitik sedang memanas, tak menghalangi usaha Erick cari investor. Sebab, menurutnya pasti ada potensi peluang yang bisa didapat melihat pertumbuhan ekonomi di Indonesia cukup stabil.

Usahanya pun ternyata berbuah hasil. Setelah menyambangi Hongkong, ada investor yang tertarik untuk mengelola 13 aset gedung BUMN itu. 

Hongkong jadi sasaran pertama Erick saat safari bisnis mengingat negara tersebut punya banyak usaha yang menanamkan modal di Indonesia. Meskipun belum ada kesepakatan secara resmi, tetapi Erick yakin Hongkong dapat mengelola aset-aset BUMN dengan baik.

Selain Hongkong, Erick juga sambangi negara lain seperti Jepang dan beberapa negara di Eropa.

 

Pindahnya Pusat Pemerintah ke IKN

Geliat usaha Erick dalam misinya untuk bekerja sama dengan calon-calon investor di luar negeri karena mengingat sebentar lagi ibu kota akan pindah ke IKN.

Erick ingin saat perpindahan ibu kota, gedung-gedung milik BUMN di Jakarta tidak terbengkalai begitu saja. 

Baca Juga: 
Apalagi, gedung-gedung tersebut adalah aset fundamental negara yang apabila tidak dikelola dengan baik dapat memicu turunnya value creation