Review Novel Haji Murad Karya Leo Tolstoy: Karya Epik tentang Perjuangan dan Pengorbanan

Novel Haji Murad Karya Leo Tolstoy (Sumber gambar: Yonanda Cahya)

Novel Haji Murad Karya Leo Tolstoy (Sumber gambar: Yonanda Cahya)

Like

Pada tanggal 6 Juni 2023, Mizan Publishing merilis kembali karya terakhir Leo Tolstoy, Haji Murad, sebuah novel yang mempersembahkan kisah epik tentang perjuangan dan pengorbanan dalam menghadapi penindasan dan kekuasaan kolonialisme.

Novel ini mengisahkan kisah seorang pejuang Muslim yang karismatik, Haji Murad, yang berasal dari Pegunungan Kaukasus.

Meskipun dia adalah seorang pemimpin yang disegani oleh orang-orangnya, Haji Murad terjebak di antara dua kekuatan yang bersaing: Kaisar Nicholas I dan Imam Syamil.

Dalam situasi yang rumit ini, Haji Murad memutuskan untuk bergabung dengan pihak Rusia dengan harapan untuk menghancurkan Imam Syamil, musuh bebuyutannya yang mengejar dan menyandera keluarganya.

Namun, dalam perjalanan untuk membebaskan keluarganya, Haji Murad menemui jalan yang sulit dan berliku.


Baca Juga: Review Buku 'Angsa dan Kelelawar' karya Keigo Higashino: Perjalanan Mendalam ke dalam Kompleksitas Moral

Dia menyadari bahwa untuk mencapai tujuannya, dia harus menempuh jalur yang penuh risiko dan pengorbanan, bahkan hingga nyawa taruhannya.

Ini adalah kisah tentang keberanian, kesetiaan, dan tekad yang teguh dalam menghadapi tirani dan penindasan.

Tolstoy, seorang raksasa sastra Rusia, menulis "Haji Murad" di akhir hidupnya. Novel ini menampilkan pengisahan yang memikat dan mendalam, menggambarkan dunia yang kompleks dan karakter-karakter yang kuat dan kompleks.

Dengan gaya penceritaan yang khas Tolstoy, novel ini menarik pembaca ke dalam dunia yang penuh intrik politik, persaingan kekuasaan, dan konflik batin.

Salah satu hal yang membuat "Haji Murad" begitu memukau adalah cara Tolstoy mempersembahkan karakter-karakternya.

Haji Murad sendiri adalah sosok yang kompleks dan bertekad, dengan kepribadian yang kuat dan semangat yang tak tergoyahkan.

Baca Juga: Abay Adhitya Kembali Memukau dengan Novel Baru Berjudul Athar: Cinta dalam Ikhlas

Sementara itu, Imam Syamil dijelaskan dengan latar belakang yang lebih rumit, menambah dimensi moral pada konflik dalam cerita.

Novel ini juga memberikan sudut pandang yang menarik tentang perang dan konflik di wilayah Kaukasus selama era kolonialisme Rusia.