Persiapan Psikis, Mental, dan Fisik dalam Mengarungi Bahtera Pernikahan Agar Tercapai Kebahagiaan

Like

3. Spiritual

Jika pasangan memiliki agama yang sama tidak begitu besar masalahnya, cukup menentukan siapa yang akan menjadi pembimbing untuk mendalami agamanya agar nanti anak-anak yang dilahirkan bisa mencontoh ayah ibunya dalam menjalankan agamanya.

Namun jika tidak beragama yang sama, harus dibacarakan sejak awal, apakah masing-masing menjalankan agamanya yang berbeda. 

Jika masing-masing berbeda, harus saling menghormati, toleransi dan tidak saling menjelekkan.

 

4. Peran

Pengetahuan tentang pernikahan itu sangat penting.  Mulai dari Kesehatan sampai kepada soal anak. 

Kesehatan di sini adalah mengetahui penyakit bawaan dari masing-masing pasangan, pemeriksaan awal dari darah sampai reproduksi . 


Apa rencana dari keluarga?  Ingin punya anak berapa?  Ibu atau ayah yang bekerja, nantinya istri tetap bekerja atau tidak setelah berumah tangga.  Siapa yang mendidik anak? 

Baca Juga: Mengenal Mepamit, Tradisi Adat Bali yang Dilakukan Mahalini dan Rizky Febian Sebelum Menikah

Juga masing-masing punya tanggung jawab sebagai suami atau istri yang tak bisa dilepaskan karena masing-masing sudah tidak single lagi. 

Apalagi jika sudah punya anak tanggung jawab lebih besar lagi.

 

5. Faktor reproduksi

Ingat pengetahuan tentang reproduksi itu juga penting banget. Kapan perempuan itu mulai menstruasi dan reproduksi, bagaimana jika terjadi masalah reproduksi.

Misalnya tidak bisa memperoleh keturunan, apakah ingin adopsi?  Demikian juga organ-organ reproduksi yang harus diketahui untuk dijaga dan dirawat.

 

6. Finance

Tak kalah pentingnya, masalah keuangan itu harus direncanakan sebelum menikah.  Anggaran atau budget tiap bulan harus disiapkan, berapa pendapatan suami?

Apakah istri harus bekerja jika pendapatan kurang?  Apa saja yang dibutuhkan atau diinginkan untuk rumah tangga baru, rumah, kendaraan, kebutuhan asuransi dan lainnya.

 


7. Komunikasi

Kunci dari hubungan personal suami-istri adalah masing-masing dapat mengungkapkan keinginannya tanpa ada rasa ketakutan, rasa ada yang lebih berkuasa.

Dengan memahami kebutuhannya, satu sama lain maka miskomunikasi atau konflik yang tidak bermanfaat bisa dihindari. Lalu bagaimana caranya mendapatkan komunikasi yang efektif :