Passive income bisa jadi game changer rencana finansial seseorang. (Sumber gambar: Getty Images/iStockphoto)
Likes
“Don’t work for the money, make money work for you”. Kira-kira begitu salah satu kutipan yang diungkapkan Robert Kiyosaki penulis buku best-seller ‘Rich Dad Poor Dad’.
Menurutnya ini adalah mindset hampir semua orang kaya di seluruh dunia ketika dihadapkan dengan uang.
Salah satu upaya untuk mengaktualisasikan pola pikir tersebut dapat dimulai dengan memperoleh passive income.
Kalian dapat memulainya setelah menentukan tujuan finansial yang ingin dituju dan kemudian menentukan cara yang akan kalian ambil untuk memperolehnya.
Passive income digunakan bukan hanya untuk menghasilkan uang tambahan, tetapi bisa juga jadi game changer pilihan karier Be-emers ke depannya.
Berdasarkan cara kerjanya, passive income setidaknya dibagi menjadi tiga tipe seperti berikut:
Passive Income Dengan Zero Effort (Obligasi & Deposito)
Pilihan ini cocok buat kalian yang yang tidak mau ambil risiko besar. Akan tetapi pilihannya juga terbatas, diantaranya adalah deposito atau obligasi yang dapat menghasilkan return 4-7 persen per tahun.Baca Juga: Perbedaan Affiliate dan Refferal yang Bisa Jadi Passive Income!
Walaupun return yang kita dapatkan cenderung konstan dan terus meningkat setiap tahunnya, konsekuensinya adalah perlu modal yang besar untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup kita.
Lalu bagaimana caranya menentukan besaran modal untuk membiayai hidup kita? Caranya mudah.
Kalian bisa mulai dari menghitung pengeluaran kalian selama setahun. Anggap kalian memerlukan 10 juta per bulan, atau setara dengan 120 juta per tahun.
Berarti dana yang harus kalian kumpulkan sebanyak 25 kali dari pengeluaran tiap tahunnya. Dengan harapan return sebesar 4% setiap tahun.
Passive Income yang Perlu Sedikit Effort (Mengembangkan Intellectual Property)
Berbeda dari sebelumnya, Be-emers perlu mengeluarkan sedikit effort buat mendapatkan passive income tipe ini.Akan tetapi, potensi return yang akan didapatkan juga bisa beberapa kali lebih besar. Juga dengan modal yang lebih murah.
Salah satu contohnya adalah dengan mengembangkan intellectual property (IP) yang banyak orang kenal.
Kalian bisa mulai menulis buku, membuat podcast, film, atau karya lain yang bisa diklaim atas nama pribadi ataupun perusahaan yang kalian miliki.
Nantinya kalian bakal dapat penghasilan dari royalti setiap tahunnya.
Supaya terasa lebih mudah, kalian bisa berkarya dari hal-hal yang kalian senangi. Walaupun tetap akan terasa melelahkan, setidaknya kalian menyukai apa yang kalian lakukan.
Apalagi kalau bisa mendapatkan penghasilan setelahnya.
Selain effort untuk menghasilkan karyanya, kalian juga harus aktif mempromosikan karya kalian agar laku dan dapat konsumen di pasaran.
Sekadar informasi, di Indonesia royalti untuk para penulis buku berada di kisaran 10% harga jualnya.
Belum lagi dengan potongan pajaknya. Akan tetapi, hal ini tentu bukan jadi masalah kalau buku kalian masuk deretan best-seller.
Komentar
01 Jul 2024 - 10:25
Artikel menarik
25 May 2024 - 17:47
Nice info
19 May 2024 - 19:30
Sangat bermanfaat..
19 May 2024 - 14:34
sangat bermanfaat, makasih ya