Memahami Karakter Gen Z dan Solusi Menghadapi Tantangan Dunia Kerja

sumber gambar indonesiainside.id

sumber gambar indonesiainside.id

Like

Generasi Z, kini mulai memasuki dunia kerja. Namun, banyak dari mereka menghadapi tantangan signifikan dalam mencari pekerjaan.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: apakah mereka kesulitan karena terlalu pilih-pilih pekerjaan atau karena memang lowongan kerja yang langka?

Sebenarnya masalah pengangguran dan lowongan kerja langka, tidak terjadi saat ini saja. Seperti halnya kebutuhan hidup akan sandang, pangan dan papan.

Masalah seperti ini akan terus ada di muka bumi, sulit dan tidaknya tergantung kesempatan, mindset dan rezeki masing-masing orang.

Secara spesifik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, mari kita telaah dulu bagaimana karakter gen z serta situasi dan kondisi saat ini.


Baca Juga: Gen Z Rajin Internship: Membangun Pengalaman Karir dan Jejaring Profesional


Karakter Gen Z, Serta Situasi dan Kondisi

Gen Z dikenal memiliki aspirasi yang tinggi dan motivasi kuat untuk mencapai kesuksesan. Mereka tumbuh di era digital yang menawarkan informasi tanpa batas dan beragam contoh sukses dari berbagai bidang.

Hal ini mempengaruhi ekspektasi mereka terhadap karir, di mana mereka tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi juga mencari makna dan dampak dari pekerjaan tersebut.

Gen Z cenderung memilih pekerjaan yang sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka, seperti keberlanjutan, inklusivitas, dan keseimbangan kerja-hidup yang sehat.

Mereka juga lebih tertarik pada perusahaan yang memiliki budaya kerja positif, peluang pengembangan diri, dan fleksibilitas dalam bekerja.

Ini menyebabkan mereka lebih selektif dalam memilih pekerjaan dibandingkan generasi sebelumnya.

Pada akhirnya sikap pilih-pilih ini menjadi pisau bermata dua. Dengan terlalu fokus pada mencari "pekerjaan impian," akhirnya gen z melewatkan peluang kerja yang realistis dan relevan.

Sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk membangun pengalaman dan keterampilan berharga yang dibutuhkan karir jangka panjang. Hal ini semakin meningkatkan tingkat pengangguran di kalangan Gen Z.

Faktor ekonomi global juga memainkan peran penting dalam menentukan ketersediaan lowongan kerja. Krisis ekonomi, seperti yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, telah mempengaruhi berbagai sektor industri dan mengurangi jumlah lowongan kerja yang tersedia.

Perusahaan lebih berhati-hati dalam perekrutan dan sering kali mengutamakan efisiensi serta pengurangan biaya.

Baca Juga: Intip Strategi Marketing ala KKV yang Selalu Diserbu Gen Z!

Transformasi digital dan otomatisasi juga mengubah lanskap pekerjaan. Banyak pekerjaan tradisional telah tergantikan oleh teknologi, sementara jenis pekerjaan baru yang membutuhkan keterampilan digital tinggi muncul.

Sayangnya, tidak semua anggota Gen Z memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan baru ini, sehingga mempersempit pilihan mereka.

Kurangnya pengalaman kerja juga menjadi hambatan utama bagi Gen Z. Banya perusahaan mencari kandidat dengan pengalaman kerja tertentu, bahkan untuk posisi entry-level.

Ini menciptakan lingkaran setan di mana Gen Z kesulitan mendapatkan pekerjaan karena kurang pengalaman, tetapi mereka juga tidak bisa mendapatkan pengalaman tanpa pekerjaan.

Akan tetapi hal ini juga bukan sesuatu yang baru. Pada era orang tua gen Z, hal  semacam itu tidak asing lagi.

Karakter dan situasi ini tampaknya membuaya gen z semakin kesulitan. Namun, ada beberapa solusi untuk menghadapi itu semu.