10 Juta Gen Z Masih Menganggur, Apa Benar Tidak Sesuai dengan Kebutuhan Industri?

Gen Z jadi kelompok usia penyumbang angka pengangguran terbesar di Indonesia. (Sumber gambar: freepik.com)

Gen Z jadi kelompok usia penyumbang angka pengangguran terbesar di Indonesia. (Sumber gambar: freepik.com)

Like

Jumlah pengangguran di Indonesia masih tinggi. Hal ini jadi bayang-bayang nyata untuk pemerintah menghadapi bonus demografi Indonesia Emas 2045.

Berdasarkan data yang Badan Pusat Statistik (BPS) keluarkan, hampir 10 juta gen Z masih menganggur, padahal mereka termasuk ke dalam angkatan kerja produktif.

Gen Z adalah mereka yang lahir dari rentang 1997-2012 dan saat ini menjadi kelompok usia yang paling banyak di Indonesia.

Meski di usia produktif, ternyata sejumlah 9,9 juta diantara mereka yang tergolong dalam kategori Not in Education, Employment, or Training (NEET).

Menurut Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, salah satu yang jadi penyebab utamanya adalah tidak terjadinya link and match antara sistem pendidikan kita dan kebutuhan tenaga kerja dari industri.


Sebenarnya, apa saja faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat pengangguran di Indonesia?


 

Skill Mismatch dan Tren Lowongan Pekerjaan yang Terbatas

Seperti yang dipaparkan Menteri Ketenagakerjaan dan banyak ahli, salah satu faktor utama yang mempengaruhi tingginya tingkat pengangguran adalah sumber daya manusia yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri.

Baca Juga: Beda Biaya Pendidikan Anak Tiap Jenjang, Ini Jumlah yang Mesti Kamu Siapkan!

Lalu, sebenarnya apa yang mempengaruhi NEET terus bertambah jumlahnya di Indonesia?  Faktor seperti adanya skill mismatch yang tenaga kerja miliki dengan industri yang berkembang jadi latar belakang yang cukup kuat mendorong tingkat pengangguran yang tinggi.

Di Indonesia sendiri, banyak kebijakan pemerintah yang masih terpaku di Industri pertambangan. Hal ini tentu tidak dapat menjaring banyak tenaga kerja.

Hanya mereka yang memiliki keahlian khusus saja yang dapat memasuki industri tersebut.

Ada juga kemungkinan banyak masyarakat yang tidak memiliki biaya dan akses memadai untuk menyiapkan diri memasuki industri.

Hal ini, berbanding lurus dengan tren perekrutan karyawan yang menurun dari berbagai perusahaan belakangan. 

Baca Juga: 10 Juta Gen Z Menganggur, Solusi Apa yang Bisa Ditawarkan?

Selain itu, banyak perusahaan yang juga menetapkan standar minimal pengalaman 1-3 tahun bekerja bagi calon pegawainya. Persyaratan ini mereka gunakan untuk menghadapi persaingan industri yang ada.

Hal ini, dibuktikan dengan penyerapan tenaga kerja di sektor formal yang semakin menurun dari tahun ke tahun.

Dari 8,5 juta pada periode 2014-2019, menurun drastis menjadi hanya 2 juta orang pada periode 2019-2024.