Main Character Syndrom, Perilaku Seseorang yang Selalu Ingin Jadi Pusat Perhatian

Ilustrasi narsis Sumber gambar: rappler.com

Ilustrasi narsis Sumber gambar: rappler.com

Like

Saat ini kita hidup di era media sosial yang terus berkembang, fenomena baru yang dikenal sebagai sindrom peran utama atau "main character syndrome" mulai muncul dan menjadi topik perbincangan hangat.

Istilah main character syndrom merujuk pada perilaku seseorang yang merasa dirinya adalah pusat dari segala kejadian.

Seperti halnya tokoh utama dalam sebuah cerita atau film. Sedikit banyak mungkin salah satu teman maya kita adalah salah seorang yang mencerminkan perilaku tersebut.

Mari kita pahami lebih lanjut mengenai main caracter sydrom.


 

Definisi Sindrom Peran Utama atau Main Character Sydrom 

Sindrom peran utama adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa dirinya adalah tokoh utama dalam kehidupan, yang menyebabkan mereka cenderung memusatkan perhatian pada diri sendiri dan melihat dunia dari perspektif yang egosentris.


Istilah ini bukanlah diagnosa medis, melainkan deskripsi populer yang mencerminkan perilaku tertentu, terutama di kalangan generasi muda yang aktif di media sosial.


 

Penyebab Sindrom Peran Utama 

1. Pengaruh Media Sosial

Media sosial sangat berperan dalam membentuk sindrom peran utama. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter memungkinkan seseorang untuk membagikan aspek-aspek hidup mereka kepada publik.

Baca Juga: Cara Mengatasi Post Series Depression Syndrome Agar Produktif Kembali

Proses ini sering kali menuntut seseorang untuk menampilkan versi terbaik dari diri mereka sendiri, sehingga memperkuat perasaan menjadi pusat perhatian.


2.  Budaya Populer

Budaya populer, termasuk film, serial televisi, dan literatur, sering kali menggambarkan karakter utama dengan cara yang heroik dan menarik.

Paparan terus-menerus terhadap cerita-cerita semacam ini dapat mendorong seseorang untuk memproyeksikan kehidupan mereka sendiri dengan cara yang serupa.

Mengidentifikasi diri mereka sebagai "pahlawan" dalam cerita hidupnya.

 

3. Kebutuhan Psikologis

Beberapa psikolog berpendapat bahwa sindrom peran utama dapat timbul dari kebutuhan psikologis untuk validasi dan pengakuan.

Dalam dunia yang semakin individualistis, dorongan untuk merasa istimewa dan signifikan bisa memicu perilaku yang berkaitan dengan sindrom ini.