Beda Perilaku Miliuner vs Pelaku Judi Online

Penjudi Vs Miliuner

Penjudi Vs Miliuner

Like

Waktu saya browsing cara menjadi kaya, yang muncul adalah link slot judi, dan jumlahnya sangat banyak.

Dalam hati berkata, pantas saja pengguna judi di Indonesia tembus 3,2 juta jiwa dengan nilai uang mencapai 100 triliun.

Saya coba buka beberapa link tersebut dan berbagai kata fantastis pun ditulis di situ. Yang membuat semakin menyenangkan adalah top up slot mulai dari Rp10.000. Saya pikir, siapa yang tidak mau menjadi miliarder hanya dengan uang Rp10.000, Siapa tahu kan?

Oke, berkebalikan dengan mimpi manis seperti yang diungkapkan oleh slot judi di atas. Menjadi miliuner muda pada faktanya tidak semudah membalikan telapak tangan. Pun butuh waktu tidak singkat. 

Mengikuti cerita seorang miliuner muda dari Pakistan yang tinggal di Inggris, yang memiliki kekayaan dari nol rupiah menjadi kisaran 31 miliar rupiah, berikut onak duri yang harus ditempuh.


1. Sekolah Pandai Bukan Jaminan Langsung Sukses

Miliuner ini, selama dia SD, SMP, SMA, hingga kuliah, adalah orang yang sangat pandai, sangat rajin, kutu buku, jarang bermain, dan pembelajar keras.


Dia masuk universitas ternama, Cambridge, dan hampir semua nilainya A. Meskipun sangat pandai, namun dia menyadari saat lulus kuliah, bahwa dia belum pandai apa-apa, ilmu yang sesungguhnya dimulai saat dia baru lulus kuliah.

Baca Juga: Darurat Judi Online, Mengapa Pemblokiran Saluran Komunikasi Tidak Efektif?

 

2. Bekerja Keras Saja Belum Cukup

Karena kesulitan biaya hidup, termasuk kuliah dan dia tidak menggunakan pinjaman siswa, dia cuti satu tahun dan bekerja apapun dengan keras.

Mengantar pizza, menjadi pelayan toko, menjadi sales, apapun. Selain bekerja keras, ia juga harus kuliah secepat mungkin agar selesai secepat mungkin.
 

3. Memilih Karir yang Tepat Sesuai Kemampuan Akademik

Tidak asal pilih, karena dia tidak ahli kimia, dia tidak memilih karir di bidang farmasi, dokter, dan sebagainya yang berkaitan dengan kimia. Tetapi dia langsung memilih karir sebagai pekerja bank. 

Baca Juga: Menko PMK Usul Beri Dana Bansos untuk Korban Judol, Akankah Efektif?



4. Melakukan Riset hingga 10 Tahun untuk Memilih Karirnya

Lagi, bukan asal pilih, secara spesifik dia tertarik tentang bank, dan dia melakukan riset dan belajar banyak tentang bank selama 10 tahun. 

 

5. Pandai Akademik Bukan Berarti Pandai Komunikasi

Setelah lulus kuliah, dia dapat panggilan interview lembaga keuangan ternama, tetapi gagal, karena tidak punya keahlian komunikasi dan ilmu wawancara.