Mengenal Peristiwa ‘Arduous March’, Krisis Kelaparan Korea Utara di Masa Silam

Dokumentasi peristiwa 'arduous march' di Korea Utara (Sumber gambar: Getty Images)

Dokumentasi peristiwa 'arduous march' di Korea Utara (Sumber gambar: Getty Images)

Like

Pertemuan antara dua pemimpin negara, Rusia dan Korea Utara berlangsung dan menjadi sorotan dunia.

Berkunjungnya Presiden Rusia, Vladimir Putin ke Pyongyang untuk menemui Presiden Korea Utara, Kim Jong Un berlangsung hangat.

Pertemuan ini menandakan kunjungan Putin kembali ke Korea Utara setelah 24 tahun silam, saat masih dipimpin oleh Kim Jong Il.

Peristiwa ini jadi langkah yang diambil Korea Utara untuk menjalin kontak dengan negara lain, setelah berakhirnya peristiwa ‘Arduous March’ yang juga dikenal sebagai krisis kelaparan di wilayah negara ini pada medio 1990-an.

Apa sebenarnya peristiwa Arduous March? Dan apa akibatnya bagi Korea Utara pada masa itu? Yuk simak artikel berikut ini Be-emers!


Baca Juga: Miris! WNI Jadi Sasaran Rasisme oleh Warga Korsel di Forum Online Indosarang

 

Awal Mula Bencana Kelaparan di Korea Utara

Krisis kelaparan berawal dari pembentukan Republik Demokratik Rakyat Korea. Tanah dan cuaca di negara ini memang tidak ideal untuk memproduksi pangan.

Pada masa itu, pemerintahan menanggulangi permasalahan tersebut dengan bekerja sama dengan Uni Soviet untuk memasok bahan makanan dan bahan bakar ke wilayah Korea Utara.

Sistem pemerintahan Korea Utara yang otoritarian memberikan kuasa bagi pemerintahnya untuk melakukan kontrol ketat pendistribusian segala produk makanan.

Banyak atau sedikitnya makanan yang diterima oleh seseorang atau kelompok ditentukan berdasarkan kekuatan politik.

Mereka yang punya kedekatan dengan pemerintah akan mendapatkan jatah yang lebih banyak. Sistem ini berlangsung tanpa mempertimbangkan skala kebutuhan terutama bagi mereka orang tua dan anak-anak.

Baca Juga: Forum Indosarang: Rasis Hinaan Warga Korea Kepada Masyarakat Indonesia

Semua berubah total, pada saat Uni Soviet mengalami keruntuhan. Hal tersebut menyebabkan kiriman pasokan pangan ke Korea Utara terhambat hingga akhirnya berhenti total.