Bisnis dengan Bahan Dasar Lokal, Gimana Caranya?

Like

10 Cara Mengoptimalkan Usaha Bahan Lokal 

Nah untuk mengurangi ketidakefisienan dan memberikan keuntungan seoptimal mungkin dalam berbisnis memanfaatkan bahan lokal, berikut beberapa tipsnya.
  1. Ekspor langsung bahan baku. Ini bukan berarti malas dan tidak mau berinovasi atau mencari nilai tambah bahan, tapi ini merupakan salah satu bisnis yang efisiensinya paling tinggi. Ekspor langsung bahan baku, nanas misalnya, tidak perlu operasi, biasanya hanya melakukan sortir sesuai mutu. Meski demikian ekspor ini bukan berarti tanpa kesulitan. Hal ini karena untuk bisa menembus ekspor, dibutuhkan kerja keras dan kegigihan, terutama untuk memenuhi dokumen dan serangkaian riset agar bahan baku tersebut diterima dan sesuai standar negara yang dituju. Pun jika sudah menembus ekspor, meski hanya bahan baku, tetap dapat membantu menyejahterakan petani.
  2. Produk olahan sesederhana mungkin. Less is more, juga berlaku dalam produksi. Semakin sederhana suatu produk, semakin efisien produksi produk tersebut, baik dari segi penggunaan bahan baku, waktu produksi, dan rantai pengendalian mutu. Contoh produk ini adalah selai nanas, jus buah carica, manisan buah cermai, atau yang lain. Juga bukan berarti ini jalan yang tanpa hambatan, produk yang sederhana sangat mudah ditiru, sehingga kita perlu menguatkan brand, terus memperbaiki harga agar bisa bersaing, terus menjamin mutu, dan terus melakukan perbaikan pemasaran. 
  3. Pilih bahan pendamping yang stoknya melimpah. Produk yang sederhana seperti selai, bahan pendampingnya hanya gula, dan mungkin kayu manis atau cengkih, ini mudah didapat. Tetapi, jika kita memutuskan untuk membuat produk yang lebih kompleks, usahakan cari yang bahan pendampingnya juga melimpah di sekitar kita. Contoh produknya adalah jenang nanas, bahan baku tambahannya adalah tepung ketan dan mungkin santan, ini juga tersedia melimpah. Namun jika kita ingin membuat bolu nanas dengan krim keju, krim keju harus beli online, ini akan menambah biaya, menambah waktu tunggu pengiriman bahan, dan itu akan mengurangi efisiensi.
  4. Pilih produk yang awet. Kembali, semakin awet suatu produk, semakin membantu kita untuk mendatangkan keuntungan secara optimal. Berjualan selai jauh lebih awet daripada berjualan bolu. Ini, akan mengurangi kerugian akibat pembusukan, mengurangi biaya transportasi, biaya produksi ulang, biaya pemusnahan produk, dan biaya penanganan limbah
  5. Hitung semua biaya agar untung optimal. Terutama jika produknya kurang awet jangan lupa hitung biaya kerugian akibat pembusukan. 
  6. Lakukan riset. Jika produknya tidak awet, jangan lupa untuk terus melakukan riset untuk menambah keawetan produk, baik dengan menggunakan bahan kimia, dengan suhu tinggi, atau teknologi lain. Jika produknya sederhana, terus lakukan riset agar rasa dan kualitasnya menjadi nomor satu di pasaran.
  7. Mainkan metode pemasaran. Produk sejuta umat tetapi kurang laku, seperti selai nanas, hanya laku di musim lebaran untuk membuat nastar, atau hanya dibeli oleh beberapa orang yang menyukai selai nanas, dan ini jumlahnya sangat terbatas. Lakukan pemasaran dengan membuat bisnis edukasi membuat olahan dari selai, misalnya.
  8. Lakukan penjualan online dan kerja sama dengan biro pariwisata. Produk oleh-oleh khas daerah berbahan baku lokal, biasanya hanya laku saat musim liburan tiba atau saat musim mudik. Metode penjualan produk ini biasanya dilakukan dengan cara membuka gerai toko oleh-oleh atau dititipkan di toko oleh-oleh. Ini, tentu saja membuat keuntungan kurang optimal. Untuk mengoptimalkan keuntungan, kita bisa meningkatkan penjualan dengan cara menjual online. Dengan metode penjualan ini kita bisa menjual kapanpun dan diantar kemanapun, tidak tergantung musim liburan. Dan jangan lupa juga, kerja sama dengan biro perjalanan untuk juga meningkatkan penjualan.
  9. Lakukan pengelolaan limbah dan pedulikan lingkungan. Apapun jenis produknya, jangan lupakan lakukan pengelolaan limbah sebaik mungkin, dan peduli terhadap lingkungan sosial sekitar. Jangan asal yang penting cuan.
  10. Pilih produk yang memberi solusi atas suatu masalah. Tidak terbatas pada selai, kue, atau makanan dan minuman lain, membuat produk yang dapat menyelesaikan masalah juga akan mendatangkan keuntungan optimal. Salah satu contoh bisnis tersebut adalah bisnis memanfaatkan limbah nanas, terutama kulitnya, untuk membuat deterjen ramah lingkungan dan ramah kulit. Ini, selain memberi solusi atas masalah lingkungan dan masalah kulit, juga akan mendatangkan keuntungan optimal.




----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung