Swasembada Pangan Belum Tercapai, Apa penyebab dan Bagaimana Solusinya?

pinterest-beritasatu.com

pinterest-beritasatu.com

Like

Kemampuan negara untuk memenuhi kebutuhan pangannya sendiri disebut swasembada.  Ketahanan  pangan itu sangat penting untuk bisa mandiri tanpa impor. Komoditas pangan bukan sekedar beras saja, tetapi juga berbagai komoditas tanaman pangan seperti kedelai, jagung, gula.

Sejarah telah mencatat bahwa Indonesia pernah mengalami swasembada di tahun 1984 saat masa orde baru. Bahkan saat itu, Indonesia pernah memberikan bantuan beras kepada Indonesia yang sedang mengalami krisis pangan. Juga di tahun 2019 hingga 2021, Indonesia tidak melakukan impor beras.

Namun, setelah itu, pemerintah Indonesia terus menggantungkan impor beras dengan alasan sebagai kebutuhan untuk cadangan beras di dalam negeri dan memperolah dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga beras dalam negeri. 

Jumlah impor beras di tahun 2018, 1,8 juta ton dan di tahun 2019-2021,  Indonesia dianggap memenuhi kebutuhan pangan dengan 31,3 juta ton dianggap sebagai angka aman untuk kebutuhan pangan pokok.  

Tapi paradoks angka impor Januari-Mei 2023 tercatat 854 ribu ton, sementara import Januari-Mei 2024 tercatat  2,2 juta ton, meroket tinggi.


Swasembada pangan, impian untuk menjadi mandiri dalam produksi pangan, masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Berbagai faktor menjadi penghambat utama dalam mencapai tujuan ini.

Baca Juga: Efek Pemerintah Naikkan HET, Harga Beras Terkerek!



Hambatan Swasembada Pangan

Impor Tinggi

Salah satu hambatan utama adalah ketergantungan yang masih tinggi terhadap impor bahan pangan.

Meskipun produksi lokal meningkat, Indonesia masih mengimpor sejumlah besar beras dan produk pangan lainnya. Hal ini menandakan bahwa kemandirian pangan masih jauh dari harapan.


Gagal Panen dan Kesalahan dalam Produksi

Kondisi cuaca yang tidak stabil sering kali menyebabkan gagal panen di beberapa daerah. Selain itu, kesalahan dalam manajemen dan teknik produksi juga berperan penting dalam rendahnya hasil pertanian.


Alih Fungsi Lahan

Perubahan fungsi lahan dari pertanian ke pengembangan industri atau pemukiman juga turut mengurangi lahan pertanian yang tersedia. Ini mengurangi potensi produksi dan menambah ketergantungan pada impor.


Ketidakstabilan Harga

Ketidakstabilan harga beras menjadi masalah serius bagi konsumen dan petani. Harga yang tinggi dapat menguntungkan petani, tetapi juga dapat menyulitkan akses pangan bagi masyarakat yang lebih luas.