Be-emers, sandwich generation bukanlah hal aneh dan asing di negara kita. Bisa dibilang merupakan hal umum dan lumrah. Hal tersebut terbentuk bukan hanya karena keadaan tetapi berawal dari rasa tanggung jawab dan amal kebaikan. Mungkin salah satu orang di sekitar kita ada adalah salah satunya.
Sebagai generasi yang terhimpit tanggung jawab dan menjadi tulang punggung. Sandwich generation harus mempunyai kekuatan dan kemapanan yang lebih dari orang biasa.
Karena itu penting bagi generasi ini untuk bisa mengelola keuangannya. Mempunyai dana darurat untuk kondisi finansial terburuk menjadi hal wajib dimiliki generasi ini
Mengelola keuangan dengan baik dan bijak bagi sandwich generation bukan hanya bertujuan agar ia terus mampu memenuhi kebutuhan orang-orang yang bergantung padanya. Akan tetapi juga agar mata rantai sandwich generation ini terputus.
Melepaskan diri dari mata rantai sandwich generation bisa menjadi hal yang tidak bijak. Karena bisa jadi hal tersebut menjadi bentuk pelarian atau pengabaian tanggung jawab jika dilihat dari sisi yang lain.
Maka dari itu kita bisa memulai dari diri kita dengan tidak menjadi beban berikutnya. Menyiapkan dana pensiun agar menjadi orang tua yang mandiri secara finansial, serta memiliki dana darurat mungkin hal yang tidak mudah.
Namun, dengan mengikuti langkah-langkah berikut
sandwich generation bisa memiliki ketenangan secara finansial.
Baca Juga: Mengenal Generasi Sandwich dan Cara Memutus Rantainya
Mengelola Keuangan untuk Generasi Sandwich
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh generasi sandwich untuk mengelola keuangan:
1. Evaluasi Kondisi Keuangan Saat Ini
Evaluasi keuangan saat ini dengan membuat anggaran bulanan untuk memahami pemasukan dan pengeluaran.
Kemudian identifikasi pengeluaran mana yang bisa dikurangi untuk mengalokasikan dana ke tabungan atau investasi.
2. Membuat Dana Darurat yang Memadai
Untuk menghadapi kondisi finansial terburuk, siapkan dana darurat sebesar 6-12 bulan pengeluaran rutin. Untuk mencegah kesulitan, sebaiknya dana ini di simpan pada instrumen yang mudah dicairkan. Seperti rekening tabungan atau deposito.
3. Prioritaskan Pelunasan Utang
Jika mempunyai utang, sebaiknya lunasi utang dengan bunga tinggi terlebih dahulu. Ini akan mengurangi beban keuangan dan memungkinkan lebih banyak uang dialokasikan untuk dana pensiun dan darurat. Untuk kemudian hindari utang dan cicilan.
4. Alokasikan Penghasilan ke Dana Pensiun Secara Konsisten
Agar tidak terbentuk sandwich generation lanjutan, mulailah menyisihkan sebagian dari penghasilan untuk dana pensiun. Gunakan produk investasi yang sesuai dengan profil risiko, seperti reksadana atau saham.
5. Manfaatkan Program Pensiun dari Perusahaan
Jika bekerja di perusahaan yang menawarkan program pensiun, manfaatkan fasilitas ini semaksimal mungkin. Pastikan untuk berkontribusi dalam jumlah yang cukup agar mendapatkan manfaat optimal.
6. Investasi untuk Jangka Panjang
Sandwich generation atau bukan penting untuk melakukan diversifikasi investasi di berbagai instrumen. Seperti saham, obligasi, dan properti untuk jangka panjang. Pilihlah instrumen yang bisa memberikan pertumbuhan optimal hingga masa pensiun.
7. Rencanakan Pendidikan Anak dengan Cermat
Jangan berpikir bahwa anak adalah aset masa depan kita. Maka jangan berpikir kelak anak-anak akan mengembalikan biaya pendidikan yang diberikan. Maka dari itu pisahkan dana pendidikan anak dari dana darurat dan dana pensiun.
Baca Juga: Cerdas Kelola Keuangan Sejak Muda, Demi Memutus Mata Rantai Sandwich
Pertimbangkan juga untuk berinvestasi di produk yang khusus untuk pendidikan seperti asuransi pendidikan dan lain sebagainya.
8. Jaga Kesehatan Finansial Keluarga
Memiliki asuransi kesehatan dan jiwa untuk melindungi keluarga dari risiko finansial yang tidak terduga, bisa menjadi pertimbangan. Agar kesehatan dan finansial keluarga terjaga.
9. Review dan Evaluasi Berkala
Pertumbuhan ekonomi, keuangan dan investasi berubah sepanjang waktu. Maka dari itu lakukan tinjauan rutin terhadap kondisi keuangan dan rencana pensiun. Sesuaikan strategi jika diperlukan. Terutama ketika ada perubahan signifikan dalam kondisi keuangan atau tujuan hidup.
10. Konsultasi dengan Perencana Keuangan
Jika diperlukan kita bisa menkonsultasikan dengan perencana keuangan profesional. Hal tersebut hanya untuk memastikan kita telah memiliki perencanaan keuangan yang matang dan endapatkan saran yang sesuai dengan situasi keuangan dan tujuan hidup kita.
Komentar
09 Aug 2024 - 16:24
Nice
09 Aug 2024 - 16:07
Nice infonya