Waspadai Penularan Mpox dan Cara Menghindarinya

freepik-woman-getting-vaccinated-close-up

Like

Nama lama dari Mpox adalah cacar monyet. Penyebab dari penyakit Mpox adalah virus mpox. Sekarang ini nama cacar monyet lebih dikenal dengan nama Mpox.

Penularan Mpox dapat terjadi melalui kontak langsung dengan luka atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Selain itu, hewan pengerat atau primata yang terinfeksi juga bisa menyebarkan virus ini ke manusia.
 

Gejala dan Jenis Mpox

Gejala Mpox mirip dengan cacar, tetapi biasanya lebih ringan. Gejala awal meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Setelah itu, muncul ruam kulit yang bisa dimulai dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam ini biasanya berkembang menjadi pustula yang bisa meninggalkan bekas.

Di Indonesia, jenis Mpox yang umum adalah Mpox West African, yang biasanya menyebabkan gejala lebih ringan dibandingkan jenis Central African. Di Afrika, terdapat dua jenis mpox: West African dan Central African. Jenis Central African cenderung lebih parah dan memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis West African.

Terdapat 3 strain besar Mpox yaitu Clade 1, Clade2A dan Clade 2B.   Clade 1 dan Clade 2A ada di Afrika sedangkan Clade 2B di Indonesia dan Asia.  Menurut WHO strain yang ada di Afrika jauh lebih berbahaya ketimbang strain yang ada di Asia/Indonesia.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah pakai Kacamata Bisa Kurangi Risiko Penularan Covid-19?

 

Risiko Kematian dan Penularan

Meskipun Mpox umumnya tidak mematikan, komplikasi bisa terjadi, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Tingkat kematian untuk jenis Central African bisa mencapai 10%, sedangkan West African memiliki tingkat kematian yang jauh lebih rendah.

Di Indonesia, kasus Mpox masih jarang terjadi (88 kasus) dari total 99.176 kasus dari 116 negara. Kematian terdapat 208. Namun, kewaspadaan tetap penting. Jumlah kasus di seluruh dunia meningkat, dengan ribuan kasus dilaporkan di berbagai negara. Di Indonesia, jumlah kasusnya relatif rendah, namun tetap harus diwaspadai.