Di Tengah Pandemi Corona, Jumlah Investor Pasar Modal Melonjak 22 Persen dan Makin Aktif Bertransaksi

Ilustrasi investasi saham (Foto: Freepik)

Like

Jumlah investor pasar modal bertumbuh 22 persen menjadi 3,02 juta akun per Juli 2020.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan jumlah investor pasar modal Indonesia yang tercatat pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Juli 2020, yang terdiri atas investor saham, reksa dana, dan obligasi telah bertumbuh sebesar 22 persen dari tahun 2019 lalu, menjadi 3,02 juta investor.

"Dari jumlah tersebut, 42 persen di antaranya merupakan investor saham," papar BEI dalam keterangannya, Senin (10/8/2020).


Kondisi pandemi Covid-19, seperti dikutip dari Bisnis.com, ternyata tidak menyurutkan minat investor untuk bertransaksi saham. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah rerata harian investor ritel saham yang melakukan transaksi sejak Maret sampai dengan Juli 2020.

Ada peningkatan 82,4 persen jumlah investor menjadi 93.000 pada Juli 2020 dibandingkan Maret 2020 sebanyak 51.000. Angka investor ritel yang bertransaksi di bulan Juli tersebut berada di atas rata-rata investor aktif ritel sejak awal tahun 2020 sejumlah 65.000 investor ritel.

Sementara dari sisi aktivitas perdagangan di BEI, tercatat rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencapai Rp7,67 triliun per hari sampai dengan periode Juli 2020, dengan total rata-rata frekuensi dan volume transaksi perdagangan masing-masing mencapai 537.000 kali dan 7,91 miliar lembar saham.

"Adapun angka rata-rata frekuensi perdagangan di BEI tersebut merupakan yang tertinggi di Bursa kawasan ASEAN sejak 2018," ungkap BEI.


Menurut BEI. di tengah-tengah pandemi Covid-19 dan dinamika pasar keuangan global sepanjang semester I/2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan mayoritas indeks acuan bursa global mengalami penurunan yang signifikan.


Sampai dengan 7 Agustus 2020, IHSG masih ditutup di zona merah dengan penurunan –18,34 persen. Hal senada juga dialami oleh bursa global lain yang memiliki total kapitalisasi pasar lebih besar atau sama dengan US$100 miliar.

Namun demikian, Pasar Modal Indonesia masih berhasil mencatatkan perkembangan yang positif dan kinerja tertinggi di antara bursa Asean.

Dari sisi suplai, BEI sampai dengan 10 Agustus 2020 berhasil mencatatkan 35 saham baru dan sekaligus merupakan yang tertinggi di antara bursa Asean, diikuti oleh 11 saham baru di Malaysia, 5 saham baru di Singapura, 4 saham baru di Thailand, dan 1 saham baru di Filipina (data per 31 Juli 2020).

Sementara itu, dilihat dari segi penggalangan dana sebesar US$260 juta, BEI berada di peringkat ke-2 di antara Asean, setelah Thailand (US$2,76 miliar). Pencatatan saham baru ini di BEI diikuti dengan 7 pencatatan ETF baru, 1 EBA, dan 1 obligasi Baru.

Selain itu, berdasarkan data dari World Federation of Exchanges, sampai dengan Juni 2020, 45 produk Exchange Traded Fund (ETF) di BEI juga merupakan jumlah ETF tertinggi di antara Bursa-bursa Efek di Asean, diikuti oleh 18 ETF di Malaysia, 17 ETF di Thailand, 6 ETF di Singapura, dan 1 ETF di Filipina (kategori ETF berbasis indeks lokal).

Memperhatikan pertumbuhan sisi suplai di BEI sampai dengan 10 Agustus 2020, secara total terdapat 44 pencatatan efek baru yang terdiri dari saham, obligasi, dan efek lainnya dari target 46 pencatatan efek baru pada 2020.