Hal yang Perlu Diketahui oleh Investor Pemula Sebelum Bertransaksi di Pasar Modal

Ilustrasi pergerakan harga saham (Sumber gambar: Kompas.com)

Ilustrasi pergerakan harga saham (Sumber gambar: Kompas.com)

Like

Di masa pandemi seperti sekarang ini, banyak orang sedang mencoba mencari peruntungan di pasar modal. Dilansir dari Bisnis.com, jumlah investor saham mencapai 1.160.542 per akhir maret 2020. Jumlah tersebut meningkat 55.932 atau 4,82 persen dibandingkan dengan posisi awal 2020. 
 
Dengan banyaknya jumlah investor baru di pasar modal, tentunya para pemula harus mengetahui aspek dasar dari mekanisme transaksi saham di pasar modal, agar setiap investor pemula paham dan mengerti konsep dasarnya. KSoalnya, dalam bertransaksi di pasar modal tidak sama dengan bertransaksi di sektor riil.

Dalam sektor riil, barang-barang yang ditransaksikan bersifat habis pakai. Berbeda dengan pasar modal, dimana saham yang ditransaksikan hanya akan berganti kepemilikan dan sifatnya tidak akan habis. Karena jumlah saham yang beredar akan tetap sama dan tidak akan habis dipakai. Bisa dibilang hanya “tukar-menukar saham”.

Sistem transaksi saham di pasar modal hanya berganti kepemilikan dengan harga yang telah disepakati. Jadi, ketika anda memiliki saham disebuah perusahaan sebanyak 1 lot dengan harga 1.000 per lembar dan setelah seminggu harganya menjadi 1.200 per lembar.

Kemudian, anda jual saham tersebut dan saham tersebut akan berganti kepemilikan dengan harga yang telah disepakati. Namun, tidak semua saham di pasar modal bisa dengan mudah ditransaksikan. Karena saham tersebut akan bisa bertransaksi jika ada yang mau membelinya.

Oleh sebab itu, ada beberapa saham yang tidak “liquid”, atau susah diperdagangkan, karena tidak ada yang mau membeli atau sangat sedikit orang yang mau membeli dan bertransaksi di sana. Jadi, untuk investor pemula perlu berhati-hati, jangan mudah tergiur oleh keuntungan yang cepat tanpa dibarengi oleh pengetahuan yang cukup di pasar modal.


Jika kemudian orang yang membeli saham anda di harga 1.200, keesokan harinya turun menjadi 1.100 dan beberapa minggu kemudian saham yang dipegang oleh orang tersebut menjadi 500 per lembar, dan dia menjualnya di harga tersebut, maka orang tersebut menjadi rugi.

Diperlukan analisa dan pengetahuan yang mumpuni untuk memiliki sebuah saham. Apakah harus di “hold” lebih lama atau harus dijual?

Kita tidak tahu ke depannya harga saham tersebut akan naik atau turun, jika tidak memiliki pengetahuan dan psikologis yang sehat, karena bagiku pasar modal adalah tempat beradu pintar. Yang bodoh akan semakin rugi dan yang pintar akan semakin untung.