Peternak Sapi Perah Menjerit, Apa yang Bisa Dilakukan Pemerintah?

Ternak Sapi Perah (sumber gambar : freepik)

Like

Empat sehat lima sempurna

Sebuah slogan yang memiliki pengertian untuk menyempurnakan sajian makanan sehari-hari dengan gizi yang tercukupi.

Empat yang dimaksud adalah makanan utama sebagai sumber karbohidrat, lauk pauk, sayur dan buah-buahan. Lima sempurna yaitu dengan meminum susu sebagai nutrisi tambahan yang menyempurnakan lainnya.
 

Sekilas Sejarah Susu Perah di Indonesia 

Slogan yang sudah bergaung sejak tahun 1952 ini telah menjadi gaya hidup masyarakat kita sampai saat ini. Susu sebagai sumber nutrisi yang sangat penting perannya. Bahkan sejak zaman Hindia Belanda, susu sudah dikonsumsi oleh orang belanda, bahkan ada istilah darah putih.

Nah, bukan hanya orang-orang Hindia Belanda, pada abad ke 19 dan 20, masyarakat pribumi dari kalangan priyayi pun banyak yang mengikuti kebiasaan para kolonial.

Baca Juga: Survive di Tengah Gempuran Susu Sapi Impor, Ini yang Bisa Dilakukan Peternak Lokal!

Biasanya mereka yang sudah mendapatkan literasi yang baik bahwa kandungan dalam susu sapi sangat bermanfaat untuk manusia, baik untuk perkembangan otak, sumber nutrisi dan sebagainya. Pada masa itu, impor juga terjadi tetapi lebih pada hewan ternak atau sapi yang menjadi sumber susu segar.


Mengetahui betapa pentingnya susu segar dan menghubungkannya dengan berita beberapa hari yang lalu tentang peternak sapi perah di Jawa Tengah yang membuang susu segarnya karena tidak diserap oleh industri, membuat hal ini cukup miris.

Pada tempo.co.id berita tertanggal 11 November 2024 menyebutkan bahwa pada tanggal 5 November 2024 Kementan rencana mengimpor 1 juta sapi perah selama 5 tahun ke depan, yaitu sampai tahun 2029.

Di samping itu, pada pada 8 November 2024 justru peternak lokal di Boyolali melakukan aksi buang susu segar dan bagi-bagi gratis karena industri setempat membatasi penyerapan susu segar lokal.