4 Tips Mempersiapkan Puasa Ramadan, Sudah Siap?

Tips Mempersiapkan Puasa Ramadan. Sumber gambar Adobe Express

Like

Be-emers, di dalam agama Islam, banyak guru agama yang menyampaikan bahwa ramadan adalah tamu yang istimewa. Bahkan sangat istimewa. 
 
Namun karena rutinitas berulang setiap tahun, rasa istimewa itu mungkin akan luntur atau berkurang. Mungkin ilmunya sudah lupa.

Mungkin terlalu banyak pekerjaan. Mungkin fokus pada kemerosotan dan kesulitan ekonomi sehingga lebih fokus pada menaikan ekonomi, dan sebagainya. Oleh karena itu perlu persiapan puasa ramadan kembali.
 

4 Tips Mempersiapkan Puasa Ramadan

Berikut adalah tips untuk mempersiapkan ramadan yang bisa kamu lakukan:
 

1. Persiapan ilmu dan target

Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri di akun YouTube Sabilillah Media yang berjudul “Persiapan Terakhir Menuju Ramadan” memberi nasihat kepada kita agar kita berdoa meminta ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan dalam mempelajari ilmu tersebut.

Baik ilmu agama, ilmu ekonomi, ilmu bisnis, ilmu bersosialisasi dengan manusia, dan sebagainya.
Hal ini karena, kadangkala, bukan ilmunya yang susah, tetapi kurangnya doa untuk meminta ilmu dan dimudahkan mencari ilmu.

Pun seringkali lebih fokus meminta ilmu dunia daripada meminta ilmu yang bermanfaat. Selain itu, sulitnya suatu ilmu dipelajari, bisa jadi juga karena hati yang kurang bersih.

Seringkali kita juga berpikir bahwa lingkunganlah yang mengganggu proses kita dalam mencari ilmu. Padahal sesungguhnya diri kitalah yang merupakan hambatan terbesar dalam mencari ilmu.


Oleh karena itu, disarankan untuk untuk membersihkan hati terlebih dahulu, sebelum menuntut ilmu.

Rasulullah selalu mengajarkan agar beristighfar terlebih dahulu sebelum menuntut ilmu. Ilmu yang bisa dipelajari selama bulan Ramadan ini antara lain Ilmu solat tarawih dan target solat tarawih; Ilmu membaca Alquran dan target membaca dan memahami Alquran; Ilmu mengumpulkan harta sekaligus ilmu bersedekah; dan lain-lain
 
 

2. Persiapan menggapai Lailatul Qadar

Lailatul Qadar merupakan malam lebih baik dari 1000 bulan atau 83 tahun lebih. Yang itu artinya, jika umur manusia rata-rata 60 tahun, dan itu fluktuatif, kadang berbuat baik tetapi kadang juga tidak sengaja berbuat tidak baik, asal bukan syirik.

Maka jika kita bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar, masih ada sisa tahun kebaikan, yaitu 83 tahun dikurangi 60 tahun yaitu sebesar 23 tahun. 

Umar bin Abdul Aziz sebelum meninggal berkata, sesungguhnya setiap kamu setelah meninggal akan dimintai pertanggungjawabannya.

Misalnya, pada umur 17 tahun bulan Januari tanggal 1 jam 07.00 pagi akan ditanyai anda dimana, sedang apa, dengan siapa, melakukan kebaikan atau keburukan apa?

Jam 08.00, jam 09.00, jam 24.00, jam 05.00, jam 06.00. dan seterusnya  Lalu tanggal 2, tanggal 3, dan seterusnya.

Lalu bulan Februari. Umur 18 tahun bulan Januari tanggal 1 jam 07.00...begitu seterusnya hingga semua usia kita habis ditanyai.
 
Adanya Lailatul Qadar adalah sebuah harapan. Harapan untuk diringankan di hari perhitungan. Dan harapan agar diampuni segala kesalahan, baik yang disengaja atau tidak disengaja.