Pasar Modal Mulai Rebound, Saatnya Membeli Reksa Dana?

Pasar modal kembali menggeliat. Mulai Koleksi reksa dana? (Sumber foto: Freepik)

Like

Hayo, kalian mau mulai investasi reksa dana? Apalagi kondisi pasar modal mulai menghijau nih. Kira-kira tepat gak ya membeli reksa dana sekarang?

Don Cuan mau menjawab pertanyaan itu berdasarkan pendapat sejumlah ahli di bidangnya, seperti dilansir Bisnis.com.

Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, seiring dengan market yang mulai rebound, investor yang selama ini wait and see mulai kembali bergerak memasuki pasar reksa dana dan diharapkan dapat mengerek nilai aktiva bersih (NAB) industri.

“Karena [IHSG] reli, di akhir Mei kemarin saya kira jumlah subscribe juga banyak,” kata Wawan.


Senada, Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi Alvin Pattisahusiwa juga mengaku optimistis dana kelolaan reksa dana mampu kembali meningkat seiring pulihnya kepercayaan pelaku pasar modal.

“Ini tercermin dari rebound-nya IHSG, indeks obligasi, dan nilai tukar rupiah,” kata Alvin. Jika ingin kembali masuk pasar reksa dana, Alvin menilai valuasi saat ini masih cukup menarik karena pasar baru mulai rebound sehingga momentum ini dapat dimanfaatkan oleh investor.

“Investor dapat masuk di reksa dana saham dan obligasi,” ujar Alvin.


Sementara itu, menurut Direktur PT Panin Asset Manajemen Rudiyanto, sebenarnya momentum paling menarik untuk masuk ke reksa dana adalah saat pasar terkoreksi cukup dalam beberapa minggu ke belakang karena harga aset cenderung murah.

“Tapi saat itu kan semua masih wait and see karena masih menebak-nebak arahnya akan ke mana, ya maklum. Sekarang saat pasar mulai naik baru buru-buru mengejar,” imbuhnya.


Rudiyanto menambahkan, di tengah periode awal pemulihan pasar seperti saat ini masih cukup baik untuk mulai kembali masuk ke reksa dana, sebelum harga aset mulai melambung.


Namun, dia mengingatkan para investor untuk tidak mengharapkan potensi apresiasi harga yang sama tinggi dengan potensi yang mungkin terjadi jika mereka masuk saat kondisi pasar anjlok beberapa waktu lalu.

“Seperti [produk yang berbasis obligasi] saat ini imbal hasilnya di kisaran 7 persen, tentu apresiasi harganya akan beda saat minggu kemarin yield-nya masih 8 persen. Kalau imbal hasilnya sudah di bawah 6 itu mungkin kita perlu mencermati lagi, tapi selama di atas 6,5 persen, kita masih bisa masuk dengan imbal hasil yang harusnya tidak setinggi beberapa waktu lalu,” jelas Rudiyanto.

Sementara untuk reksa dana saham, Rudiyanto menyarankan investor melakukan cicil beli dengan mencermati kondisi IHSG. Pasalnya, potensi volatilitas di pasar saham masih sangat tinggi seiring dengan pandemi yang masih belum mereda.

“Masuk boleh, tapi bertahap saja. Kalau [IHSG] sedang terkoreksi 1-2 persen, masuk,” kata Rudiyanto.


Pendapat lain disampaikan Direktur PT Sinarmas Asset Manajemen Jamial Salim. Dia menilai secara umum, investor masih banyak yang mempertimbangkan kebijakan pemerintah yang akan diambil setelah penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kemarin.

“Investor juga akan melihat apakah kondisi new normal yang akan diberlakukan di bulan Juni ini akan memberikan dampak positif bagi ekonomi,” ujar Jamial.

Menurutnya, kondisi market saat ini masih perlu diwaspadai dengan memperhatikan angka kasus Covid-19 di era new normal, apakah cukup terkendali atau justru malah meningkat. Selain itu faktor eksternal seperti ketegangan AS dengan China masih membayangi.

Seperti yang disebutkan Rudiyanto, Jamial mengatakan bagi investor yang belum masuk ke reksa dana saham harusnya dapat memanfaatkan peluang pada saat koreksi IHSG yang cukup dalam.

“Karena menurut saya rebound sudah cukup cepat dan bisa berpotensi ada koreksi,” ujarnya.


Jadi, sobat cuan bisa mulai mencicil ya…apalagi kalau IHSG terkoreksi, bisa nih nambah-nambah portofolio dalam jumlah yang lumayan. Salam cuan!