7 Ciri Saham Gorengan yang Harus Diketahui dan Cara Menghindarinya

Ilustrasi kenali ciri saham gorengan agar tidak terjebak. [Sumber: Pixabay]


Sempat menuai kritik bahkan didesak mundur dari jabatannya, Menkeu Purbaya tampil menjadi idola baru. Dikenal dengan 'celetukan koboi', masyarakat perlahan menyadari itulah kebenaran kendati menyakitkan. Terbaru, pengganti Sri Mulyani ini menyinggung saham gorengan di tengah lawatannya ke Gedung Bursa Efek Indonesia.

Dirinya memutuskan menunda pemberian insentif pada BEI karena masih banyak saham gorengan 'berkeliaran' di pasaran. Hal ini terlihat sepele, namun banyak merugikan investor ritel utamanya yang masih pemula. Hmm, apa sih saham gorengan itu? Seperti apa cirinya?


7 Ciri Saham Gorengan yang Patut Dicermati

Menggiurkan, terlena, rugi menggambarkan kenapa kita harus tahu ciri saham gorengan. [Sumber: Pixabay]


Melansir berbagai sumber, saham gorengan digunakan untuk menggambarkan saham yang sering mengalami kenaikan harga secara tidak wajar karena adanya oknum yang memanipulasi pasar. Padahal, kenaikan harga tidak sesuai dengan kondisi fundamental perusahaan yang sesungguhnya.

Kenapa disebut saham gorengan karena analoginya mirip gorengan, menggiurkan dan menarik di awal tapi dampaknya tidak baik untuk tubuh jika dikonsumsi berlebihan.

Bedanya, saham gorengan perlahan bikin dana investor kian terkuras demi keuntungan cepat. Mengutip CNBC Indonesia, begini cirinya:
 

1. Untung di Awal, Rugi Kemudian

Harganya memang murah lalu melonjak saat investor sudah mengalokasikan dana, tetapi jangan kaget nila harganya juga cepat jatuh. Setelah oknum 'bermain' strategi, investor gigit jari karena merugi.

 

2. Kinerja Perusahaan yang Tak Wajar

Ciri lain adalah emiten saham yang fundamentalnya lemah. Biasanya, saham jenis ini pendapatan perusahaannya tidak stabil, utang terlalu tinggi, bahkan pertumbuhannya bisa jadi minus.


3. Masuk Daftar Pantau

Berikutnya, saham masuk dalam list Unusual Market Activity (UMA). Sebelum masuk daftar, sebenarnya para emiten saham itu sudah ditegur lebih dulu oleh Bursa Efek Indonesia mengingat kenaikannya terlalu tinggi. Namanya gorengan, pasti membandel.

Kriteria kenaikan harga yang dinilai terlalu ekstrem merujuk pada kenaikan hingga batas harian tertinggi (auto reject atas atau ARA):
  • 20% per hari untuk saham berharga di atas Rp5.000 per saham,
  • 25% per hari untuk saham dengan kisaran harga Rp200 - Rp5.000 per sahamnya,
  • 35% per hari untuk saham yang memiliki rentang harga Rp50 - Rp200


4. Transaksi Harian Tidak Normal

Kamu patut curiga kalau saham pilihanmu menunjukkan nilai transaksi harian yang sangat tinggi, padahal nilai kapitalnya kecil. Bahkan, transaksinya sanggup menyaingi saham blue chip.

Bagi Be-emers yang belum tahu, nilai kapitalisasi pasar adalah nilai perusahaan yang dihitung dari jumlah peredaran saham dikali harga pasar saham.

Jika nilai ini kecil dan peredarannya di pasar terbatas, jangan heran bandar akan lebih lihai memainkan harga sahamnya di pasaran sana.


5. Kinerja Keuangan Mencurigakan

Harga melonjak terlalu tinggi, kinerja keuangan menggambarkan sebaliknya seharusnya sudah membuat investor meninjau ulang. Bisa jadi pilihan kamu adalah saham gorengan!


6. Tren Jual Beli Tidak Seimbang

Waspadai juga ketika antrean untuk membeli (disebut bid) lebih rendah, tetapi daftar tunggu untuk menjual (disebut offer) justeru lebih tinggi. Untuk saham gorengan, transaksinya besar tetapi antrean aktivitas jual belinya berat sebelah.


7. Keterbatasan Investor Menganalisis

Orang yang sudah andal dalam dunia investasi biasanya sudah mengetahui analisis yang harus dilakukan sebelum mulai investasi saham. Terdapat 2 analisis yang dapat dilakukan: fundamental dan teknikal. Pada saham jenis gorengan, analisis ini minim. Buruknya, investor tidak bisa menganalisis apapun.

Misalnya rasio keuangan dan valuasi terlalu tinggi dibandingkan dengan pesaing, dalam banyak kasus tidak masuk di akal. 


Tips Agar Terhindar dari Saham Gorengan

Sudah tau merugikan, kenapa tetap banyak dibeli? Ibarat gorengan, harganya murah lalu tiba-tiba menawarkan keuntungan instan siapa yang tidak mau? Nah, Be-emers jangan sampai terjebak. Begini caranya:
 

1. Pelajari Fundamental Perusahaan Emiten Saham Pilihan

Do your own research adalah cara menghindari saham gorengan [Sumber: Pixabay]

Malas membaca maunya untung instan membuat banyak orang Indonesia kerap tertipu dalam investasi jenis apapun itu. Untuk itu, jangan mager meluangkan waktu membaca laporan keuangan ya.

Cermati secara mendalam seperti apa kinerja keuangan perusahaan: rasio keuangan, keuntungan setiap tahun, cashflow, berapa banyak utang. Jangan ragu mengecek website resmi perusahaan, adakah kasus tertentu yang pernah menjerat emiten saham tersebut.