Terpilih Jadi The Most Resilient BUMN 2020, Seperti Apa Kinerja Pegadaian?

Scale Illustration - Canva

Like

Jejak eksistensi Pegadaian ternyata sudah dimulai sejak era kolonial Belanda lho, Be-emers. Saat itu, tepatnya di tahun 1746, VOC mendirikan Bank van Leening yang menjadi cikal bakal Pegadaian.

Kemudian, pemerintah Hindia Belanda menerapkan cultuur stelsel, atau kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah untuk memberikan manfaat lebih besar buat masyarakat. Kemudian, pada 1 April 1901, pihaknya lantas mendirikan Pegadaian Negara di Sukabumi, Jawa Barat.

Hingga saat ini, Pegadaian masih eksis melayani kebutuhan finansial nasabahnya, seperti layanan tabungan hingga cicilan emas, pembiayaan, dan aneka jasa keuangan lainnya.

Bahkan, diketahui dari laman Bisnis, PT Pegadaian (Persero) juga baru dinobatkan sebagai The Most Resilient BUMN 2020 untuk perusahaan non publik sektor finansial dengan total aset di atas Rp15 triliun lho!

Terus, gimana dengan kinerjanya?


Baca Juga: Pegadaian Bakal Rilis Kartu Tabungan Emas, Apa Aja Sih Kegunaannya?

Kalau dilihat dari kinerja di kuartal ketiga 2020, Pegadaian berhasil mencatatkan kinerja positif nih, Be-emers.

Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan sewa modal dan administrasi di Pegadaian mencapai Rp10,73 triliun hingga kuartal III/2020. Angka itu lebih tinggi 13,6 persen year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, penjualan emas di Pegadaian juga meningkat cukup signifikan, yakni mencapai 69,43 persen menjadi sebesar Rp5,17 triliun. Begitu juga dengan pendapatan usaha lainnya, yang naik 11,06 persen yoy menjadi Rp196,11 miliar.

Dengan begitu, total pendapatan yang dimiliki Pegadaian naik 27 persen secara yoy atau senilai Rp16,11 triliun.

Sayangnya, laba bersih tahun berjalan Pegadaian justru turun 23, 9 persen yoy. Adapun, beban yang dimiliki Pegadaian rupanya harus menggerus laba di kuartal ketiga tahun 2020 ini.

Baca Juga: Konsolidasi dengan Pegadaian & PNM Dinilai Bikin BBRI Makin Kokoh?