Bagaimana Cara Menghitung Dana Darurat yang Ideal?

Finance - Canva

Like

Apa yang bakal kamu lakukan ketika harus menghadapi keadaan terdesak seperti jatuh sakit, kecelakaan, atau bahkan kena pemutusan hubungan kerja (PHK)?

Pastinya, kamu butuh dana yang enggak sedikit ketika harus menghadapi situasi semacam itu. Makanya, dana darurat itu penting banget kamu miliki lho, Be-emers.

Sayangnya, ternyata enggak banyak dari kita yang punya dana darurat dalam jumlah ideal. Kalau mengacu dari data Lifepal, di awal Januari 2021, rupanya hanya sekitar 9,3 persen dari 500 orang yang punya dana darurat dalam jumlah ideal nih.

Menurut Financial Educator Lifepal Aulia Akbar, dikutip dari Bisnis, pada umumnya sih, ada sejumlah faktor yang bikin seseorang sulit menabung untuk memenuhi ketersediaan dana darurat.

Baca Juga: Apakah Penting Dana Darurat di Akhir Bulan?


Faktor tersebut antara lain kewajiban membayar cicilan hutang yang melebihi batas ideal dan pengeluaran bulanan yang cukup besar. Selain itu, banyak orang yang belum memahami secara baik tentang pentingnya dana darurat beserta jumlah idealnya.

Memang berapa sih jumlah ideal dana darurat?

Jadi, kamu bisa menggunakan rumus untuk menentukan jumlah dana darurat nih, Be-emers. Adapun, rumus yang digunakan untuk menghitung berapa lama (dalam satuan bulan) dana darurat dapat menanggung pengeluaran bulanan seseorang yaitu:
membagi total aset lancar dengan pengeluaran bulanan.

Selain itu, ada hal yang perlu kamu pertimbangkan juga nih sebelum menghitung besaran dana darurat.
 

Dana Darurat Bergantung pada Kondisi Keuangan

Perlu kamu pahami dulu nih, kalau kamu berusia muda, lajang, produktif, dan enggak punya tanggungan, pastinya cukup dengan dana darurat yang setara 3 kali pengeluaran bulanan.

Namun, lain cerita sama orang yang berusia muda yang namun sudah berumah tangga dan punya satu orang anak. Idealnya sih, kalau kamu dalam kondisi ini, kamu sebaiknya menyimpan dana darurat minimal 6 kali pengeluaran bulanan.

Di sisi lain, kalau kamu menyimpan dana darurat terlalu banyak, hal itu hanya akan menambah jumlah aset ‘tidur’ alias tidak produktif. Jadi akan lebih baik jika sebagainnya diinvestasikan.