Li Ka-Shing: Orang Paling Kaya di Hong Kong yang Dermawan dan Penguasa Sektor Bisnis

Li Ka-Shing Illustration Web Bisnis Muda - Pinterest

Like

Nama Li Ka-Shing terus mendapat sorotan dunia, seiring dengan harta kekayaannya yang kian bertambah dan membuatnya kembali menjadi orang paling kaya di Hong Kong! Sederet bisnis dan gaya hidupnya yang dermawan, menjadikan Li Ka-Shing jadi salah satu orang yang berpengaruh di Asia.

Di tahun 2020 lalu, Li kembali jadi orang paling tajir di Hong Kong, meski saat itu ekonomi sedang mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19.

Berdasarkan data Forbes, hingga 12 Mei 2021, total kekayaan Li mencapai US$34,2 miliar dan menempatkannya di urutan ke 43 sebagai orang paling kaya di dunia.

Pria yang dijuluki “Superman” ini juga dihormati sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di Asia lho! Perusahaan konglomerasi miliknya, yakni Cheung Kong Holdings, juga punya pengaruh di banyak sektor ekonomi Hong Kong dan membentuk 4 persen dari kapitalisasi pasar agregat Bursa Efek Hong Kong.

Sekedar info, Li memulai Cheung Kong pada tahun 1950, dengan tabungan dan pinjaman US$ 6.500 dari kerabatnya. Saat itu, ia baru berusia 21 tahun lho!


Baca Juga: Geser Posisi Jack Ma, Bos Pinduoduo Colin Huang Jadi Orang Paling Kaya di China
 

Li Ka-Shing yang Sederhana dan Seorang Filantropis

Menjadi orang paling kaya di Hong Kong, bukan berarti Li Ka-Shing hidup secara glamor lho, Be-emers!

Dilansir dari Philanthropy.com, terlepas dari kekayaannya, Li justru menjalani gaya hidup hemat tanpa embel-embel nih. Bahkan, Li Ka- Shing sering banget pakai sepatu resmi hitam dan jam tangan Seiko yang murah!

Enggak hanya itu, Li juga tinggal di rumah yang sama selama beberapa dekade. Gara-gara itu, kini, wilayah yang jadi tempat tinggal Li jadi distrik termahal di Hong Kong.

Selain gaya hidupnya yang sangat sederhana, Li Ka-Shing juga dikenal sebagai seorang filantropis lho. Li Ka-Shing pun sering banget dianggap sebagai salah satu orang paling dermawan di Asia!

Li diketahui pernah menyumbangkan miliaran dolar untuk amal dan berbagai tujuan filantropi lainnya. Sama kayak yang dilakukan Bill Gates dan Melinda Ann French, Li juga punya yayasan swasta terbesar di dunia nih.

 

Li Ka-Shing - Image: Pinterest

 

Dari Manufaktur, Estate, hingga Lirik Peluang Startup Teknologi Asean

Berdasarkan catatan Harvard Business School, Li merupakan anak dari seorang guru -yang sempat merasakan menjadi pengungsi. Dari keluarga yang sederhana, Li memberikan pelajaran tentang integritas dan kemampuan beradaptasi.

Li Ka-Shing juga merupakan sosok yang sangat pekerja keras lho, Be-emers. Dari situ lah, pria kelahiran Juni 1928 itu mampu membangun kerajaan bisnis yang meliputi sektor seperti perbankan, konstruksi, real estat, plastik, telepon seluler, televisi satelit, produksi semen, gerai ritel, hotel, transportasi, hingga produksi baja dan masih banyak lagi.

Setelah menjalani bisnis manufaktur sejak 1950, delapan tahun kemudian Li memutuskan untuk membeli sebuah situs dan mengembangkan bangunan pabriknya sendiri.

Di tahun 1967, banyak orang melarikan diri dari Hong Kong seiring adanya kerusuhan. Alhasil, harga properti saat itu anjlok.

Dari sana lah, Li melihat kesempatan untuk memperoleh lebih banyak lahan. Ia yakin krisis politik hanya sementara dan harga properti pada akhirnya akan naik!

Dilansir Taiwan Business Weekly, Li kemudian membeli tanah dari penduduk yang melarikan diri dengan harga rendah. Hingga di tahun 1971, Li secara resmi menamai perusahaan pengembangan real estatnya yakni Cheung Kong!

Enggak butuh waktu lama, di tahun 1972, Cheung Kong Holdings terdaftar secara publik di Bursa Efek Hong Kong nih, Be-emers. Ambisi Li yakni ingin mengalahkan Hongkong Land yang dimiliki Jardines sebagai pengembang terkemuka saat itu!

Bisnis Li Ka-Shing juga merambah ke sektor investasi swasta. Bahkan, dikabarkan Bloomberg, lewat perusahaan investasinya yakni Horizons Ventures Ltd., Li bakal menjadikan Asia Tenggara sebagai prioritas lho!

Li menilai, ekonomi digital kawasan Asean sedang berkembang pesat, seiring pandemi yang mendorong lebih banyak orang untuk menggunakan internet. Menariknya nih, Horizons Ventures akan fokus pada pasar terbesar di Asia Tenggara, khususnya Indonesia!

Dari data Bloomberg, selama setahun terakhir, Li telah berinvestasi di tiga perusahaan rintisan yang berbasis di Indonesia dalam putaran pendanaan yang telah mengumpulkan lebih dari US$ 210 juta.

Perusahaan ventura milik Li Ka-Shing bermitra dengan Alpha JWC Ventures dari Jakarta, salah satu pemodal ventura terbesar di Asia Tenggara. Kini, Horizons berupaya mengidentifikasi perusahaan muda alias startup yang bisa menjadi paling populer Asia.

Baca Juga: Begini Kata Warren Buffet Soal Kesalahannya di Berkshire Hathaway, Hingga Investasi Saham Teknologi