Giant Tutup, Ini Penyebab Hingga Nasib Karyawannya

Giant ( sumber : google )

Like

Bisnis ritel memang salah satu sektor yang berdarah-darah selama pandemi ini. Diketahui, banyak ritel yang terpaksa menutup gerai karena tak kuat menanggung biaya operasional ritel saat pandemi. Salah satunya adalah hypermarket ternama, Giant.

Kabar tutupnya berbagai gerai Giant sudah terdengar sejak 2020. Sedikit demi sedikit, gerai Giant di berbagai lokasi terutama di pusat perbelanjaan ditutup. Namun, hari ini (25/5) perusahaan induk Giant mengumumkan penutupan seluruh gerai Giant.

Melalui keterangan tertulis, Presiden Direktur Hero Supermarket Group -selaku induk Giant- menyatakan bahwa kegiatan operasional seluruh cabang Giant di Indonesia akan berhenti pada akhir Juli 2021 mendatang.

Keputusan besar tersebut diambil oleh pihak Hero setelah pertimbangan yang matang. Alasan utama penutupan gerai Giant karena melihat bahwa popularitas bisnis format hypermarket mulai menurun, baik di Indonesia maupun di pasar global.

Selain itu, potensi pertumbuhan Giant dinilai kurang potensial bila dibandingkan dengan saudara-saudaranya, seperti IKEA, Guardian serta Hero Supermarket yang berada dibawah naungan perusahaan berkode HERO itu.


Oleh karena itu, Hero memutuskan untuk berfokus pada anak usaha lainnya. Pihaknya masih meyakini bahwa pada anak usaha lainnya yang telah disebutkan diatas, memiliki potensi pertumbuhan bisnis yang tinggi.

“Kami tetap meyakini bahwa sektor peralatan rumah tangga, kesehatan dan kecantikan, serta keperluan sehari-hari untuk kelas atas memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi,” tulis Presiden Direktur Hero, Patrik Lindvall dikutip dari tribunnews.

Baca Juga: Tren Tutup Gerai, Swalayan Lokal Ini Malah Tetap Eksis dan Dikenal Murah! Mana yang Paling Hemat?
 

Kinerja Emiten HERO

Pasalnya, penutupan gerai Giant itu dilakukan Hero dalam rangka transformasi dan evaluasi bisnis guna meningkatkan daya saing Hero di pasar yang semakin sengit.

Diketahui, kinerja keuangan HERO dalam beberapa tahun terakhir sedang sulit. Apalagi, tahun lalu Hero harus berhadapan dengan pandemi. Sehingga, kinerja tahun 2020 justru semakin anjlok dibanding tahun sebelumnya.

Pendapatan bersih HERO turun 26,98 persen menjadi Rp 8,89 triliun dari sebelumnya Rp 12,18 triliun. Sedangkan, kerugian bersih di 2020 sebesar Rp 1,21 triliun, meningkat 4.203 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencatat Rp 28,21 miliar.
 

Nasib Gerai Giant dan Karyawan


Hero juga menyatakan bahwa 5 gerai bekas Giant akan diubah menjadi IKEA. Bila rencana tersebut terealisasi, maka gerai IKEA akan berjumlah 8. Kemudian, sisa gerai Giant lainnya kemungkinan besar akan ditutup.

Meski, Hero juga sedang mempertimbangkan untuk mengubahnya menjadi Hero Supermarket. Serta sedang berupaya untuk mengalihkan kepemilikan beberapa gerai Giant ke pihak ketiga yang kini masih dalam tahap negosiasi.

Pihak Hero juga mengklaim akan memberikan kompensasi sesuai peraturan UU Cipta Kerja. Hal itu sebagai bentuk apresiasi dan rasa terimakasih pada karyawan yang telah berdedikasi untuk bisnis tersebut.

“Kami juga akan memberikan karyawan yang terdampak akan diberikan kompensasi di atas jumlah yang direkomendasikan di UU Cipta Kerja,” ujar manajemen Hero dikutip dari Kompas.

Wah sayang banget ya. Kira-kira, apakah pelaku bisnis hypermarket lainnya juga akan tumbang?