Ilustrasi Gambar (Canva)
Likes
Singapura adalah salah satu negara pertama yang sudah sangat jauh dari tingginya Covid-19 ini, hingga sempat memperbolehkan berbagai tempat berjalan secara normal. Tetapi, entah kenapa, di saat kasus sedang menurun, malah Singapura melakukan lockdown kembali.
Singapura merupakan salah satu negara yang cukup berhasil dalam mengendalikan pandemi Covid-19 ini. Sejak saat pandemi selalu tinggi, tetapi Singapura hanya mencatatkan 63.245 kasus Covid-19 dan dengan 36 angka kematian.
Pemerintah Singapura kembali menerapkan pengetatan protokol kesehatan di beberapa wilayahnya. Penerapan kebijakan dengan diberlakukannya lockdown ini akan berlangsung selama kurang lebih dalam satu bulan, yakni mulai 22 Juli 2021 hingga 18 Agustus 2021.
Otoritas Singapura telah menemukan beberapa kluster yang menyebabkan peningkatan signifikan ini. Kluster yang paling besar adalah yang terkait dengan sebuah lounge karaoke Klub malam, bar, dan ruang KTV telah dilarang beroperasi di Singapura sejak tahun lalu karena pandemi virus corona., yang menyumbang 120 kasus.
Keputusan lockdown ini diambil pasca, karena ada 480 kasus baru corona yang berasal dari klaster komunitas. Selama pembatasan, Pemerintah Singapura kembali melarang kegiatan makan di restoran serta membatasi jumlah maksimum orang yang berkumpul dari sebelumnya lima menjadi dua orang saja.
Baca Juga: Diam-Diam, Benarkah Ekonomi Singapura Mulai Rebound?
Yang Dilakukan Pemerintah Singapura
Dalam menerapkan lockdown kembali, pemerintah Singapura malakukan pengetatan seperti warga tak boleh lagi berkumpul dalam jumlah besar. Maksimal, hanya boleh dua orang.Sebelumnya, maksimal lima orang, untuk bisnis, rumah makan hanya diperbolehkan melayani take away atau delivery order. Salon, panti pijat, sauna, dan layanan facial harus tutup hingga diperbolehkan. Sementara itu, untuk pasar tradisional, aplikasi atau token TraceTogether wajib digunakan sebelum check in.
Kebijakan ini dilakukan untuk dapat mengurangi kasus angkat peningkatan Covid-19 dan dapat menyelamatkan banyak warga.
Dilansir dari Viva, berikut alasan mengapa Singapura melakukan lockdown kembali:
1. Kasus COVID-19 melonjak
Dalam waktu sepekan, Singapura melaporkan sebanyak 480 kasus infeksi baru. Angka tersebut telah melampaui total jumlah kasus infeksi yang dilaporkan pada bulan sebelumnya.
2. Klaster KTV
Klaster baru yang menyebabkan Singapura harus menerapkan kembali kebijakan lockdown adalah klaster KTV atau karaoke television. Menurut laporan, klaster ini telah menyumbang sebanyak 192 kasus baru.
Saat ini, Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, tengah menginvestigasi kasus infeksi di bar, lounge, dan KTV. Salah satu penyebab munculnya klaster KTV ini diduga karena kebanyakan karaoke lounge tersebut hanya memiliki ruangan sempit.
3. Klaster pelabuhan perikanan
Per Senin (19/7/2021) lalu, sebanyak 106 kasus infeksi COVID-19 baru berasal dari klaster pelabuhan perikanan ini. Diduga, munculnya klaster ini disebabkan oleh longgarnya protokol kesehatan di area sekitar pelabuhan.
Beberapa di antaranya adalah penggunaan masker yang masih salah, menggunakan masker yang sama berkali-kali, menggunakan masker basah, dan kurangnya perhatian penduduk sekitar untuk rutin mencuci tangan serta tidak menyentuh area wajah.
Nah, buat para Be-emers dan teman lainnya kita harus tetap mengikuti aturan pemerintah dulu yah. Dengan sedikit demi sedikit, kita bisa mengurangi dampak dari virus ini! Stay healty semuanya!
Baca Juga: Orang Super Kaya Nilai Singapura sebagai Tempat Teraman, Kenapa Ya?
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.