Indonesia Siap Wujudkan Ekonomi Laut Berkelanjutan Illustration Web Bisnis Muda - Canva
Likes
Agar proses pemulihan ekonomi berbasis laut yang berkelanjutan di Indonesia tetap berlanjut meskipun tengah dilanda pandemi Covid-19, Marves Basilio Dias Araujo selaku Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko telah memastikan implementasi berbagai komitmen Indonesia.
Menurutnya, pandemi Covid-19 ini telah menjadi salah satu tantangan yang paling berdampak buruk bagi kondisi sosial-ekonomi Tanah Air maupun dunia, dan harus dihadapi.
Ia mengatakan bahwa pemulihan ekonomi harus dipercepat melalui ekonomi berbasis laut yang berkelanjutan. Hal tersebut tertuang pada Sustainable Ocean Plans hingga tahun 2025.
Menurutnya diperlukan kerja keras dan kerja sama antarnegara, terutama anggota Ocean Panel, karena tantangan pemulihan ekonomi bukanlah hal yang mudah untuk diselesaikan.
Para pemimpin dunia juga turut memberikan dukungannya kepada Indonesia yang siap memimpin mewujudkan agenda strategis ekonomi laut berkelanjutan dalam agenda G20 tahun 2022 dan Asean tahun 2023.
Selanjutnya, tantangan kedua adalah dalam memperkuat kerja sama regional dan internasional, Be-emers.
Basilio mengatakan, untuk membangun pembangkit energi bersih, Indonesia berkomitmen melakukan transisi ke ekonomi rendah karbon melalui kegiatan pendanaan.
Beliau juga mengatakan bahwa mereka telah kerja sama dengan pemerintah daerah dan sektor swasta, kolaborasi untuk terus mengurangi penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara.
Ia pun meyakini bahwa serangkaian tindakan prioritas untuk mengurangi emisi GRK alias gas rumah kaca akan mampu berkontribusi signifikan bagi kesehatan laut dan ekonomi masyarakat pesisir serta nelayan yang bergantung pada sumber daya laut.
Terakhir, ia mengatakan bahwa untuk menguatkan kerja sama antar negara dan memperbaiki pemulihan ekonomi serta menjaga sustainabilitas laut sesuai target Sustainable Development Goals (SDGs), pertemuan leaders tentang ekonomi laut berkelanjutan ini menjadi momentum strategis dan peran penting.
HLP SOE sendiri merupakan forum yang dibentuk oleh PM Norwegia pada tahun 2018 yang beranggotakan 14 negara, yakni Norwegia, Palau, Australia, Kanada, Chili, Fiji, Ghana, Jamaika, Jepang, Kenya, Meksiko, Namibia, Portugal, dan juga Indonesia.
Baca Juga: Asia Pacific Rayon, Mendorong Sektor Industri Tekstil 4.0 Indonesia
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.