Ilmuwan China Sebut Mampu Ubah Emisi Industri Menjadi Pakan Hewan

Ilmuwan China Sebut Mampu Ubah Emisi Industri Menjadi Pakan Hewan Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Ilmuwan China Sebut Mampu Ubah Emisi Industri Menjadi Pakan Hewan Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like

Tahu nggak sih, Be-emers, bahwa peneliti China mengatakan mereka telah mengembangkan teknologi untuk mengubah emisi industri menjadi pakan ternak dalam skala besar, lho!

Hal tersebut merupakan sebuah langkah yang dapat mengurangi ketergantungan negara Tirai Bambu tersebut pada bahan baku impor, salah satunya seperti kedelai.

Menurut informasi yang didapat dari Science and Technology Daily yang dikelola oleh China, Teknologi baru ini melibatkan sintesis knalpot industri yang mengandung karbon monoksida, karbon dioksida, dan nitrogen, yang kemudian diubah menjadi protein menggunakan Clostridium autoethanogenum. Bakteri tersebut biasa digunakan untuk membuat etanol.

Baca Juga: Geser China, Kini Amerika Serikat Jadi Negara Penambang Bitcoin Terbesar di Dunia

China adalah importir utama kedelai, yang dihancurkan dan diolah untuk menghasilkan makanan, terutama untuk memberi makan kawanan babinya yang terbesar secara global.


Biasanya, China membeli kedelai dengan volume besar dari negara-negara lain seperti Brasil, Argentina, dan Amerika Serikat. Komoditas ini juga menjadi sumber masalah utama yang berkontribusi atas ketegangan perdagangan Amerika Serikat dan juga China.

Saat ini, China menghadapi kekurangan komoditas pertanian karena kurangnya lahan pertanian yang produktif dan meningkatnya permintaan dari populasi yang lebih makmur serta mencoba untuk meningkatkan hasil dan juga mengurangi pemborosan.

Baca Juga: Lindungi Pasar, China Mulai Uji Coba Pajak Properti

Faktanya, The Science and Technology Daily menyebutkan bahwa 80 persen kebutuhan bahan baku protein pakan China dipenuhi dari impor, Be-emers.

Menurut banyak peneliti di negara tersebut, jika China dapat memproduksi 10 juta ton protein sintetis menggunakan teknologi baru, hal itu akan setara dengan sekitar 28 juta ton impor kedelai.

Memproduksi protein sintetis untuk pakan ternak dalam skala besar juga akan membantu China dalam program dekarbonisasi, yang merupakan tujuan kebijakan utama Partai Komunis.

Wah, semoga penerapan teknologi tersebut bisa dikembangkan lebih baik lagi sehingga meningkatkan manfaatnya untuk bumi kita, ya!

Baca Juga: Yahoo! Keluar dari China, Ini Alasannya