Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Mulai Pulih Sejak Mall Beroperasi Normal

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Mulai Pulih Sejak Mall Beroperasi Normal Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like

Diperkirakan, Indonesia akan mengejar pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat tahun 2021 ini yang disebabkan oleh tingkat konsumsi masyarakat yang sudah mulai normal kembali, Be-emers!

Saat ini, semakin banyak orang Indonesia menghabiskan waktu di luar rumah, seperti pergi ke mal dan supermarket. Waktu operasional mal dan supermarket pun sudah kembali normal, karena pemerintah menerapkan kebijakan pelonggaran pembatasan aktivitas masyarakat.

Keputusan pemerintah tersebut diambil karena terjadinya penurunan tajam dalam kasus Covid-19 di Indonesia saat ini. Menurut data dari Google, lalu lintas di area ritel dan rekreasi sebagian besar telah kembali ke tingkat pra-pandemi, sementara mobilitas di bahan makanan dan apotek telah pulih jauh melampaui itu.

Indikator lain juga menunjukkan gambaran serupa, lho. Kini, kepercayaan konsumen berada pada level tertinggi sejak Maret 2020 dan bisnis optimis akan menghasilkan lebih banyak pemasukan dalam beberapa bulan mendatang.

Penjualan ritel diperkirakan melonjak 5 persen pada Oktober, dan menjadi yang terbesar selama lima bulan. Pertumbuhan itu akan meningkatkan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, yang memperoleh lebih dari setengah produk domestik brutonya dari konsumsi swasta.


Menurut ekonom Australia & Selandia Baru Banking Group Krystal Tan dan Sanjay Mathur, ia mengatakan bahwa kondisi terburuk yang dialami Indonesia sudah kian berakhir. Walaupun pertumbuhan PDB Indonesia sempat turun menjadi 3,5 persen pada kuartal ketiga karena pembatasan kegiatan masyarakat, ekonomi kemungkinan akan tumbuh 4,9 persen kuartal ini. 

Hal tersebut didukung dengan tingkat vaksinasi yang meluas sehingga meningkatkan kepercayaan publik dan membuka jalan bagi pemulihan yang lebih kuat.

Baca Juga: Ekonomi Biru Bisa Bantu Pulihkan Keberlangsungan Indonesia Pasca COVID-19?

Beberapa analis juga mengemukakan pendapatnya, seperti Enrico Tanuwidjaja dan Yari Mayaseti, selaku ekonom di PT Bank UOB Indonesia. Mereka berpendapat bahwa penurunan kasus Covid-19 dan juga program vaksinasi yang terus dilakukan akan memungkinkan untuk membuka kembali Indonesia kepada publik global.

Selain itu, konsumsi rumah tangga harus tumbuh 2,5 persen tahun ini karena inflasi yang terkendali. Di sisi lain, seiring dengan ledakan ekspor dan rebound investasi, pertumbuhan PDB 2021 terlihat di 3,5 hingga 3,7 persen.

Menurut David Sumual selaku kepala ekonom di PT Bank Central Asia, rebound transaksi dalam dua bulan terakhir menunjukkan permintaan yang tertahan, sehingga konsumsi akan terus meningkat seiring Indonesia memasuki puncak musim belanja online pada bulan November dan Desember. Ia juga memperkirakan pertumbuhan PDB 2021 sebesar 4 persen, sejalan dengan target pemerintah.

Salah satu ekonom di Citigroup Inc. juga menyampaikan opininya bahwa masyarakat Indonesia kemungkinan akan melepaskan daya beli mereka yang pulih pada awal 2022 karena sektor jasa kembali normal dan pekerja dari desa kembali ke kota-kota besar. Pemulihan konsumsi dapat diikuti oleh peningkatan belanja modal perusahaan, yang bisa mendorong pertumbuhan PDB 2022 menuju 5 persen.

Brian Tan, yang merupakan ekonom di Barclays Plc di Singapura menyatakan bahwa Bank Indonesia kemungkinan akan mempertahankan sikap “pro-pertumbuhan” kemudian menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada paruh kedua tahun depan, Be-emers.

Bank sentral dapat dipaksa untuk menaikkan suku bunga lebih awal jika Federal Reserve yang lebih hawkish menyebabkan depresiasi rupiah yang substansial.

Baca Juga: Indonesia Siap Wujudkan Ekonomi Laut Berkelanjutan