Mungkinkah Indonesia Menyusul 4 Hari Kerja Seperti AS?

4 hari kerja. (Ilustrasi: Canva)

Like

Saat ini Indonesia menerapkan 5 hari kerja di beberapa kota. Namun negara lain sudah mulai menguji coba 4 hari kerja untuk produktivitas yang lebih tinggi. Apakah sukses dan mungkinkah Indonesia menyusul?

Wacana 4 hari kerja sudah ramai dibicarakan oleh negara-negara maju yang memiliki concern tinggi terhadap kesejahteraan dan produktivitas pekerja. 

Di lain sisi, Indonesia belum menerapkan 5 hari kerja di semua daerah. Mungkin di kota-kota besar aturan ini sudah berlaku, namun untuk kota-kota kecil masih bekerja selama 6 hari.

Padahal riset-riset mengenai keefektifan minimnya waktu kerja dengan capaian kerja sudah banyak dan terbukti less is more.

Di saat Indonesia masih menimbang penerapan 5 hari kerja di semua daerah, negara-negara barat mulai bereksperimen menerapkan 4 hari kerja di beberapa perusahaan.


Melalui 4 Day Week Global, uji coba dimulai untuk melihat apakah jika waktu kerja dipersingkat akan meningkatkan produktivitas pekerja atau justru menurun. 

Ternyata organisasi nirlaba 4 Day Week Global ini berhasil menyelesaikan uji cobanya di Amerika Serikat.

Baca Juga: Heboh Kasus Eksploitasi Karyawan, Siapa Sosok CEO Goldman Sachs David Solomon?
 

4 Hari Kerja Sukses di AS


4 Day Week Global bersama dengan beberapa peneliti dari universitas di Amerika Serikat melakukan uji coba terkait 4 hari kerja di AS.

Ada kurang lebih 30 perusahaan yang berpartisipasi dalam eksperimen selama enam bulan ini. Eksperimen ini mengurangi jam kerja seminggu dari 40 jam selama lima hari menjadi 32 jam selama empat hari tanpa pengurangan gaji.

New York Post melaporkan eksperimen ini dikatakan sukses karena perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi mengatakan kemungkinan besar mereka akan bertahan dengan sistem empat hari kerja tersebut. 
 
Ada hampir 1.000 pekerja yang dilibatkan dan hampir semua bekerja setuju bahwa sistem ini lebih baik daripada sebelumnya. 

Eksperimen tersebut sebagian besar dilakukan pada perusahaan Amerika dan Irlandia, dilakukan oleh para peneliti di Boston College, University College Dublin dan Universitas Cambridge.

Dalam hal penilaian produktivitas dan kinerja, responden memberikan nilai sembilan dari 10 untuk empat hari kerja dalam seminggu. 

Banyak karyawan juga mengatakan bahwa mereka merasa kurang stres, mengalami lebih sedikit insomnia, kelelahan, dan kesehatan fisik dan mental yang lebih baik.

Lebih sedikit jam untuk gaji yang sama tidak hanya baik untuk moral dan kesejahteraan pekerja, tetapi juga untuk keuntungan. 

Baca Juga: 10 Perusahaan Terbaik Dunia Versi Forbes, Mau Kerja Di Sini?

Menurut temuan, rata-rata pendapatan perusahaan naik 38% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Juliet Schor, profesor sosiologi di Boston College dan peneliti utama uji coba tersebut, mengatakan bahwa karyawan juga tidak melaporkan peningkatan beban kerja.

“Ini menunjukkan bahwa strategi reorganisasi kerja berhasil dan kinerja tidak dicapai melalui [percepatan], yang tidak berkelanjutan dan tidak diinginkan,” katanya.

CEO perusahaan terinspirasi untuk mencoba empat hari seminggu setelah membaca survei tahun 2016 terhadap 1.989 pekerja kantor Inggris yang menyarankan karyawan hanya produktif di bawah tiga jam dari delapan jam hari kerja, karena mereka teralihkan oleh media sosial dan berdiskusi topik di luar pekerjaan dengan rekan kerja.

Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.

Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!

Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.