Tips Mengelola Keuangan Keluarga Di Masa Pandemi Ala Ncuss

mengelola keuangan keluarga (sumber gambar: sahabat pegadaian)

Like

Tidak ada yang pernah mengira bahwa 2020 menjadi tahun yang penuh dengan adaptasi dan perubahan, termasuk saya. Covid-19 dan virus corona menjadi pendorong perubahan yang dimulai dari dibatasinya mobilitas antar provinsi dan kota/kabupaten, hingga dibatasinya pergerakan manusia di dalam wilayah dengan kebijakan PSBB. Semua kebijakan harus dipatuhi agar mata rantai penyebaran covid-19 bisa diputus sesegera mungkin.

Di masa pandemi ini, banyak industri yang terkena dampak buruk yang mengakibatkan banyaknya karyawan yang dirumahkan, baik sementara maupun permanen. Tidak sedikit pula perusahaan yang memberlakukan kebijakan pemotongan gaji karyawan hingga 75% yang mengakibatkan perekonomian keluarga kolaps. Kebayang ya gimana repot dan stresnya orang-orang yang terkena dampak covid-19 ini.

Kantor di mana saya bekerja juga ikut kena imbas yaitu pola kerja yang tadinya full masuk kantor semua, di bulan Maret hingga april jadi full kerja di rumah. Setelah itu pola kerja berubah jadi skema 2 hari kerja di kantor, 2 hari kerja di rumah.

Pola kerja yang baru ini memberikan efek cukup besar buat saya:
1. Saya harus memasak sendiri di rumah karena sebelumnya saya biasa beli makan di kantin kantor.
2. Saya membutuhkan kuota internet yang sangat besar, agar saya tetap bisa menerima email yang selalu menumpuk setiap hari dan menghadiri rapat virtual setiap waktu.
3. Mempersiapkan diri saat keluar rumah dengan hand sanitizer dan masker yang harganya tiba-tiba meroket saat pandemi.


Di tulisan kali ini saya akan berbagi beberapa tips mengelola keuangan di saat pandemi yang mungkin saja masih terus berlangsung hingga tahun depan, terutama untuk perempuan yang memiliki latar belakang sosial ekonomi yang sama seperti saya.


1. Kurangi Utang

Menurut saya, utang adalah beban terbesar dalam kehidupan, tTerutama orang-orang hidupnya yang tergantung pada gaji bulanan. Bahasa kerennya sih hidup paycheck to paycheck, seperti saya ini. Coba bayangkan, saat hidup kita berjalan normal, semua nampak biasa-biasa saja. Kita merasa bahwa perjanjian KPR dan kredit mobil yang kita tanda tangani akan terus terbayar setiap bulan sepanjang kita masih bekerja.
Namun ketika pandemi terjadi,..

kita memang masih bekerja tapi gaji yang kita dapatkan malah berkurang 75%. 25% gaji yang kita terima tidak akan cukup memenuhi kebutuhan keluarga karena tanpa kita sadari utang yang harus dibayar setiap bulan bisa menghabiskan 50?ri gaji yang kita punya.

Lalu bagaimana kalau kita sudah terlanjur punya utang yang besar saat pandemi begini? Pilihannya tentu saja bernegosiasi dengan bank untuk meringankan pembayaran utang kita atau jual dulu mobil yang sebenarnya jarang kita pakai.


2. Berlangganan Internet Untuk Keluarga

Di masa pandemi, tidak hanya orang tua yang harus menggunakan internet tapi juga anak-anak yang terpaksa sekolah di rumah. karena itu, daripada setiap orang membeli paket internet yang berbeda, lebih baik memilih berlangganan internet untuk keluarga.

Untuk keluarga yang tinggal di kawasan kota, provider layanan internet rumah sangat beragam dan menawarkan harga yang kompetitif. Hal ini tentu saja akan menghemat pengeluaran untuk membeli kuota internet.


3. Memasak Sendiri Di Rumah

Memasak di rumah ternyata adalah cara yang ampuh untuk menghemat kebutuhan makan sekeluarga. Contohnya saya dan suami yang tadinya rutin makan di luar rumah selepas jam kerja. Di awal tahun kami bahkan sering hunting restoran all you can eat di penjuru Kota Bandung yang membuat kami harus mengeluarkan uang lebih dari Rp200.000,- setiap kali makan.

Saat #dirumahaja uang yang sama dapat membuat asap dapur mengepul selama hampir 10 hari dan dengan menu makanan yang beragam. Tips agar pengeluaran untuk eksperimen makan di rumah tidak boros adalah menyusun menu makanan sebelum berbelanja.


4. Fokus pada kebutuhan dasar

Di masa pandemi ini saya pribadi menjadi orang yang lebih aware akan kebutuhan dasar sebagai manusia. Ternyata saya masih bisa hidup dengan normal tanpa nongkrong di kafe, nonton di bioskop, dan tanpa makan di restoran yang fancy. Saya sudah sangat bahagia ketika bisa nonton youtube sambil sarapan pisang goreng bikinan sendiri. Saya juga sudah bahagia saat bermain dengan kucing dan bercengkrama dengan suami seharian di rumah. Ternyata bahagia itu tidak perlu banyak biaya.


5. Komunikasi dengan pasangan

Semua keputusan, baik finansial atau non finansial tentu harus melibatkan anggota keluarga, terutama pasangan kita. Karena itu selalu diskusikan dengan istir/suami saat akan membeli sesuatu, bahkan ketika menyusun menu makanan sehari-hari. Komunikasi yang baik akan membuat hubungan kita dengan pasangan lebih sehat sehingga kita bisa saling menguatkan di masa-masa sulit seperti sekarang.

Semoga tipsnya bermanfaat ya... Ayo kita bangkit bersama dari pandemi ini!