Menyulap Hobi Jadi Ladang Cuan dengan Bisnis Frozen Food

Berkreasi Membuat Varian Produk Saat Pandemi

Like

Menghidupkan Kembali Brand Ibu Paus Frozen Food

Saya baru saja bersiap menghidupkan brand milik saya, "Ibu Paus", ketika wabah pandemi itu datang. Sudahlah harus lebih berhemat ketimbang di waktu lain, saya juga harus memikirkan cara bagaimana menekan biaya produksi namun tetap memikirkan kualitas produk yang tak boleh menurun. Belum lagi, gerak yang serba terbatas ketika diberlakukan SPPB.

Tibalah di hari itu, ketika saya harus membuka pre-order (PO) untuk produk saya. Awalnya, saya memang sedikit ragu. Mengingat setiap orang saat itu pasti juga dalam tahap berhemat, siapa pula yang ingin membeli produk frozen food?

Apalagi, sudah lama rasanya saya tidak menerima pesanan. Saya khawatir pelanggan sudah melupakan brand "Ibu Paus Frozen Food" dan produk-produknya. Tapi, saya teguhkan hati dan mengucap bismillah. 

Syukurlah, di awal membuka PO, pesanan berdatangan. Sampai hari ini, "Ibu Paus Frozen Food" masih membuka PO untuk aneka produk frozen food yang dibuat secara homemade tanpa bahan pengawet. Simak yuk, pengalaman saya mengubah hobi menjadi ladang cuan lewat bisnis frozen food.



Berkenalan dengan Brand Ibu Paus Frozen Food

Semuanya memang berawal dari passion saya bekerja di dapur, membuat makanan lezat untuk keluarga, dan bila sempat, menuliskannya di blog atau novel. Kebiasaan saya, yang selalu membuat stok makanan kemudian dibekukan, adalah ide awal untuk menjalankan bisnis frozen food.

Saat itu, saya berpikir akan banyak ibu yang terbantu dengan produk saya. Menyiapkan sarapan, bekal makan siang, hingga makan malam dengan mudah dan praktis. Selain itu, rasa dan kehigienisnya juga terjaga baik.

Dari sinilah, saya kemudian mengenalkan "Ibu Paus" sebuah brand dengan logo seekor PAUS yang saya dirikan tiga tahun yang lalu. Rencana saya, brand ini akan mempunyai beberapa lini produk, seperti bakery, frozen food, dan kaldu bubuk homemade. Tapi sampai saat ini, baru frozen food dan bakery lah yang berjalan. 

Tahun ini, logo Ibu Paus berubah menjadi gambar seperti di bawah ini. Kelihatan jauh lebih sederhana, namun lekat di hati pelanggan kami. Semoga.

 

Ibu Paus Frozen Food

Di tahun-tahun awal, saya dan tim memproduksi dua varian saja yaitu Kaki Naga dan Shrimp Roll. Dua produk ini kemudian menjadi favorit para pelanggan Ibu Paus. Sayangnya, saya harus menghentikan produksi karena saat itu tengah berkonsentrasi mengurus anak kedua saya. 

Kini, Ibu Paus Frozen Food sudah kembali hadir di tengah konsumen yang merindukan frozen food yang rasanya lezat, tetap higienis dan homemade. Saat ini kami menambah beberapa varian baru, yaitu Umami Chicken, Egg Chicken Roll, Siomay Ayam, Bitterbalen dan Baso Moza. 

Kenapa Memilih Lazy Market?

Dari awal saya memang ingin "bermain" di pasar ini, yaitu lazy market atau pasar pemalas. Artinya adalah sebuah pasar atau peluang yang memanfaatkan kondisi masyarakat yang serba ingin instan alias nggak mau ribet. Pasar ini kemudian disebut sebagai lazy market

Menurut saya nih, lazy market ini lingkupnya makin luas, apalagi di tengah pandemi begini. Di zaman online dan pandemi begini, banyak masyarakat yang ingin serba praktis dan cepat.

Apalagi dengan diharuskannya mematuhi protokol kesehatan, semisal social dan physical distancing, ya kan? Sebagian besar masyarakat lebih memilih untuk berada di rumah saja daripada harus mengambil risiko tertular COVID-19. 

Termasuk para ibu, yang kini mau tak mau harus mengatur waktunya lagi supaya masih bisa mendampingi anak-anaknya selama PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Mereka ini golongan yang enggak mau ribet tadi dan merasa tertolong dengan produk-produk yang bisa membuat hidup mereka lebih mudah. Salah satunya adalah frozen food yang gampang diolah dan tidak memakan banyak waktu, serta masih bisa dikreasikan sesuai selera. 

Dan menurut saya, peluang mendulang lebih banyak cuan ini memang ada di lazy market ini kok. Kitanya saja yang harus mencari cara agar lebih kreatif mendapatkan cuan. 


Kenapa Memilih Berjualan Secara Daring?

Ya, kenapa tidak? Berjualan secara daring atau online ini memiliki paling banyak kemudahan. Misalnya saja, kita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk sewa/membeli tempat berdagang. Juga memangkas biaya pemeliharan tempat jualan kan? 

Untuk biaya promo pun tidak perlu fantastis. Saya hanya cukup mempromokan produk di berbagai media sosial yang ada. Misalnya Instagram, Facebook, dan WhatsApp. Selain itu nih, usaha online ini menjadi salah satu cara untuk tetap mendulang cuan, sekaligus mengurangi risiko penyebaran COVID-19.

Apalagi menurut Bapak Teten Masduki, selaku Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM), m reseller dalam jaringan (daring/online) berperan penting bagi ekosistem UMKM digital. Jujur saja, menurut saya nih, salah satu motor yang menggerakkan UMKM adalah jaringan online ini kok. Setuju kan?

Kenapa Harus Frozen Food?

Well, alasan utama sih karena praktis dan mudah dibuat. Jika dibandingkan dengan produk makanan lain yang harus dibuat begitu ada pesanan masuk, menurut saya frozen food lebih praktis. Juga lebih aman dikemas dan dikirim. 

 

Produk Ibu Paus Frozen Food



Kedua, produk frozen ini dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat karena dianggap memangkas waktu, mudah dikreasikan, dan lebih mudah disimpan ketika suatu waktu membutuhkan. Artinya, peluang pasarnya besar dan luas.

Lagi pula, saya suah terbiasa membuatnya dan sudah mendapatkan resep yang layak untuk dijual. Ini juga jadi catatan bagi kalian yang memang ingin menjadikan hobi kalian sebagai ladang cuan ya. Meski berawal dari hobi atau passion, tentulah butuh persiapan yang matang, termasuk di dalamnya riset dan uji coba resep. 

Jadi apa dong tips menyulap hobi menjadi ladang cuan  dengan produk frozen food
  • Riset & Uji Coba Resep. Saya memerlukan beberapa kali kegagalan hingga akhirnya menemukan resep yang pas dan layak jual. Memang melelahkan sekaligus menantang sih, tapi ketika pelanggan puas dan memesan kembali produk saya, terbayar sudah smeua jerih payah itu.
  • Product Knowledge. Penting untuk para pengusaha untuk memiliki pengetahuan akan produknya sendiri. Ini akan memudahkan kita untuk menentukan langkah selanjutnya, misalnya tentang kemasan apa yang cocok dan bagaimana desainnya. Selain itu kita bisa mengetahui bagaimana penyimpanan dan pengiriman produk frozen food ketika sudah benar-benar memiliki pengetahuan tentang produk ini. 
  • Mempunyai SOP yang Jelas. Nah, ini dia yang paling penting. Meski baru berjalan kecil-kecilan, tapi saya mempunyai SOP yang jelas, yang kami berlakukan di dapur. Termasuk di dalamnya soal kebersihan diri bagian produksi dan cara memilih & mengelola bahan baku. Meski bisnis rumahan, tapi saya memilih bekerja seperti profesional demi nama baik brand dan kepuasan pelanggan. 
  • Menentukan Target Pasar. Sudahah kita mengenlai dan menentukan pasar mana yang akan jadi target kita? Buat saya ini tak kalah pentingnya, karena berpengaruh pada hasil akhir produk. Juga saat menentukan biaya produksi dan harga jual. 
  • Gencar Melakukan Promo. Di zaman serba online, promo daring lewat media sosial adalah yang paling mudah dilakukan. Media sosial yang paling saya sering gunakan adalah Facebook dan Instagram. Saya pun menggunakan  WhatsApp untuk berkomunikasi dan menerima pesanan dengan pelanggan. 
Meski banyak tantangan dan hambatan, namun jika sudah menjadi passion dan kita berkomitmen dengan bisnis kita, saya yakin semuanya bisa terlewati. 

Nah, gimana? Tertarik menjadikan hobimu menjadi ladang cuan? Apalagi bisnis frozen food sedang naik daun, loh. Yuk, saya tunggu produk kamu ya. 

Salam.