Wangi Vanili Indonesia Mengundang Cuan dari Pasar Global!

Vanilli menjadi komoditas primadona Indonesia (Ilustrasi: Canva)

Like

Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan,Olvy Andrianita, pada Juni 2020 lalu mengatakan saat ini Indonesia berada di urutan kedua eksportir vanili dengan cakupan 8,71 persen.

Sedangkan peringkat pertama masih ditempati oleh Madagaskar sebesar 55,35 persen. Negara eksportir terbesar selanjutnya adalah Prancis (7,43 persen), Kanada (6,43 persen), dan Jerman (4,97 persen).

Vanili ini dijuluki 'emas hijau' karena harganya yang terbilang cukup fantastis. Per November 2022 tiap kilogram vanili (kering) dihargai Rp1,5 juta.

Angka tersebut tinggi dibandingkan produk komoditas perkebunan lainnya seperti kopi arabika (green bean), kakao (fermentasi), dan pala (biji kupas kering) yang masing-masing harganya adalah Rp64.160, Rp30.000, dan Rp65.000 (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2022).

Enggak salah vanili menjadi komoditas primadona bagi perkebunan Indonesia. Meskpin saat ini baru menempati urutan kedua, Indonesia sangat berpotensi untuk naik menjadi yang pertama.
 

Indonesia Bisa Jadi Eksportir Vanili No.1



Simak mengapa Indonesia sangat berpotensi untuk naik ke peringkat No. 1 sebagai penghasil vanili terbesar di dunia:

Baca Juga: Cari Tahu Peluang Bisnis Ekspor untuk Pengusaha Muda, Potensial!
 

1. Kondisi Iklim dan Tanah yang Mendukung Budidaya Vanili

 

Budidaya vanili (Sumber gambar: nusabali.com)

Iklim tropis Indonesia dan tanah yang sangat subur ideal untuk menanam vanili. Tanah vulkanis negara ini kaya nutrisi yang meningkatkan rasa dan aroma biji vanili. Selain itu, suhu di Indonesia yang konstan dan kelembapan yang tinggi menciptakan kondisi ideal untuk pertumbuhan vanili.
 

2. Permintaan Global yang Tinggi

 

(sumber gambar: jamberita.com)


Komoditas vanili Indonesia sangat diincar pasar internasional yang sering digunakan dalam berbagai produk termasuk makanan, minuman, dan kosmetik. Permintaan global untuk vanilla meningkat pesat seperti yang dikatakan oleh Ketua Umum Dewan Vanili Indonesia John Tumiwa.

Baca Juga: Mengenal Jenis Udang yang Jadi Komoditi Ekspor Indonesia!

Ia mengatakan bahwa permintaan vanili secara global diperkirakan 2.500 ton - 3.000 ton setiap tahunnya. Seperti  yang kita ketahui sampai saat ini, produksi vanili dari berbagai negara belum mampu mencukupi kebutuhan tersebut. 
 

3. Biaya Produksi Lebih Rendah

 

(sumber gambar: posbelitung.com)


Dibandingkan dengan negara penghasil vanili besar lainnya seperti Madagaskar, Indonesia memiliki biaya tenaga kerja dan produksi yang lebih rendah. Hal ini membuatnya lebih kompetitif di pasar global dan memungkinkan petani vanili Indonesia untuk menawarkan vanili dengan harga lebih murah.

Gabungan beberapa alasan ini menjadikan Indonesia pesaing kuat untuk posisi teratas sebagai produsen vanili terbesar di dunia.

Namun, masih ada tantangan yang harus diatasi, seperti peningkatan hasil panen, peningkatan kontrol kualitas, dan penanganan masalah keberlanjutan dan ketertelusuran dalam rantai pasokan.

Oleh karena itu, yuk saatnya kaum muda untuk take action sebagai bentuk generasi yang kritis-kreatif dan juga support sustainability enviroiment.

Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.