Toleransi Tanpa Batas

Dokpri

Like

Hidup dengan perbedaan itu indah. Bahkan sesungguhnya, ada banyak keuntungan dari perbedaan yang bisa kita nikmati. Salah satunya, perbedaan itu membuat masyarakat dan bangsa kita kaya akan keragaman budaya.

Perlu kita sadari bersama bahwa perbedaan di negeri kita, tentunya bukan sesuatu yang baru. Jauh sebelum merdeka, negeri kita sudah dikenal dengan keragamannya. Baik itu keragaman ras, suku bangsa (etnis), agama, golongan, dan yang lainnya.

Nah, salah satu fakta bahwa keragaman itu sudah ada jauh sebelum kemerdekaan bangsa kita, terlihat dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang diperkenalkan pertama kali di Kerajaan Majapahit. Tepatnya melalui kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular.

Bhinneka Tunggal Ika itu sendiri, memiliki pengertian berbeda-beda tetapi satu jua.


Artinya, bahwa masyarakat dari kerajaan nusantara kedua itu, ternyata beragam dan sudah mampu menerima keberadaan perbedaan di tengah-tengah masyarakat.

Semangat penerimaan atas keragaman itu, tentunya menjadi spirit bagi masyarakat dan bangsa kita saat ini. Bahkan Bhinneka Tunggal Ika yang berada pada kaki burung garuda (lambang negara kita) telah menjadi konsensus atas pengakuan keragaman di negeri kita.

Selain itu, Bhinneka Tunggal Ika juga telah ditetapkan sebagai salah satu dari empat pilar bangsa. Di samping Bhinneka Tunggal Ika, ada juga Pancasila sebagai ideologi satu-satunya, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk komitmen untuk kesatuan negeri ini. 


Sebagai bagian dari bangsa ini, kita harus menyadari kalau negeri kita akan kukuh ketika keempat pilar itu masih tetap dipertahankan.

Kembali ke topik keragaman. 

Untuk mempertahankan penerimaan atas keragaman, tentunya merupakan tanggung jawab kita bersama. Seluruh elemen masyarakat. Kita harus cinta bangsa ini, serta menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk itu, kita harus memulainya dari diri kita sendiri dan lingkungan masing-masing.

Di tempat tinggal saya, yang notabene masyarakatnya sangat beragam, kita terus berupaya untuk menjaga kerukunan dan keharmonisan melalui semangat toleransi. Tentu ada banyak cara untuk menumbuhkan semangat tersebut, seperti menghargai, menghormati dan mendukung perbedaan yang ada.

Sementara bukti nyata dari usaha menghargai, menghormati dan mendukung perbedaan, ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan. Misalnya, ketika memasuki bulan Ramadan, ada saja kegiatan yang dilakukan untuk membangun persaudaraan, baik itu bagi yang beragama muslim dan non muslim, seperti berbuka puasa bersama.

Selain berbuka puasa bersama, saat bulan Ramadan, tepatnya ketika sebagian besar warga muslim melakukan aktivitas mudik, kami yang non muslim dan warga muslim yang tidak mudik, biasa turut serta secara bergantian mendukung pengamanan perumahan, yang sedang ditinggal penghuninya.

Sekitar tiga minggu, pos penjagaan yang dibuat, tentu akan menjadi saksi bisu dari toleransi bagi warga perumahan kami.

Untuk menghindari kejenuhan dan mengurangi rasa kantuk selama jaga malam, kami pun harus mencari berbagai cara. Ada yang minum kopi sembari menikmati berbagai snack, bercerita dan bercanda, serta ada pula yang asyik menonton youtube dan sibuk dengan gadget masing-masing.

Nah, kalau sudah asyik dengan youtube atau kegiatan lainnya di gadget masing-masing, tentunya harus mendapat dukungan internet (wifi rumah) yang mumpuni. 

Ngomong-ngomong kalau bicara tentang wifi rumah, maka internet provider yang satu ini jadi salah satu yang banyak dipakai. Sudah pernah dengar IndiHome? 

Saya yakin di era sekarang tidak ada lagi orang yang tidak tahu IndiHome. IndiHome telah menjadi sahabat banyak orang semasa pandemi Covid-19. Tahu sendiri, pada masa pandemi tersebut, kebutuhan internet melonjak tinggi. 

Bahkan bisa dibilang, internet sudah menjadi nafas dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Sehingga, ada banyak yang semakin merasakan bahwa wifi rumah sangat diperlukan. 

Jaringan internet sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia, contohnya lewat IndiHome. Jadi, bukan hanya saja yang tinggal di daerah perkotaan atau daerah yang sudah maju. Bahkan hingga ke desa pun kita sudah menemukan layanan internet.

Tetapi, kalau untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa kita, jangan lupa “Toleransi Tanpa Batas”.

Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.