Dolar AS dan Emas (Sumber Gambar: Adobe Stock)
Likes
Beberapa waktu lalu, kita sering disuguhkan berita di mana belum adanya jalan keluar soal masalah utang Amerika Serikat (AS) yang menggunung hingga US$31,4 triliun dan mendekati debt ceiling atau batas pagu utang.
Menteri Keuangan AS yang menyatakan bahwa paling cepat pada 1 Juni mendatang pemerintah bisa kekurangan likuiditas dan berisiko "bangkrut" atau gagal bayar (default).
Tentu hal tersebut membayangi pelaku pasar yang semakin khawatir akan prospek ekonomi AS, terkecuali orang-orang yang memegang emas yang justru senang dengan peristiwa gagal bayar ini.
Krisis AS dan Harga Emas
Pasalnya, setiap krisis di Negeri Paman Sam yang meyebabkan melemahnya nilai dollar Amerika (USD) ini malah akan membuat pergerakan harga emas semakin menguat.
Baca Juga: Seperti Drakor, Amerika Enggak Jadi Bangkrut! Tapi...
Diketahui, harga emas di pasar spot sempat menyentuh harga US$ 2.070,42 per troy ons pada tanggal 8 Maret 2022 silam, namun hingga 3 November 2022 harga emas terus merosot ke level US$ 1616,71 per troy ons, atau menyusut 21,91 persen.
Akan tetapi sejak tanggal 4 November 2022 hingga pada saat artikel ini dibuat, harga emas di pasar spot menunjukkan tren positif.
Bahkan hingga mencetak sejarah baru, di mana harga emas menyentuh level harga tertingginya atau all time high (ATH), yakni di level US$ 2.081,82 per troy ons di tanggal 4 Mei 2023 atau meroket 28.77 persen dibandingkan 6 bulan yang lalu.
Melonjaknya harga emas itu sangat dipengaruhi oleh situasi ekonomi Amerika Serikat yang sedang mengalami inflasi, kenaikan suku bunga The Fed, dan potensi AS gagal bayar utang. Tentu saja kenaikan tersebut membuat para pemilik emas tersenyum manis.
Baca Juga: Kenapa Silicon Valley Bank Bisa Bangkrut?
Sayangnya, senyuman manis tersebut tidak bertahan lama. Hal ini lantaran telah terjadi kesepakatan antara Pemerintah AS yang dipimpin oleh Joe Biden dari Partai Demokrat dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy dari Partai Republik pada 31 Mei 2023 kemarin untuk menaikkan plafon utang dan batas pengeluaran negara. Itu artinya, AS tidak jadi bangkrut.
Setelah kesepakatan di akhir bulan Mei kemarin, tepatnya pada tanggal 1 Juni 2023, harga emas diperdagangkan di area US$ 1.953,47 – US$ 1.983,10 dan ditutup positif 0,71 persen. Akan tetapi, esok harinya di tanggal 2 Juni 2023, harga emas ditutup merah merona atau minus 1,48 persen.
Sejak menyentuh level tertingginya pada bulan lalu, tren harga emas mengalami downtrend minor yang membuat para pemilik emas termanyun.
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.