Slow Living gaya hidup yang bikin kita tenang
Likes
Tuntutan pekerjaan, kemacetan lalu lintas, hingar bingar kota, dan terjebak dalam kebisingan teknologi yang tak ada akhirnya – semuanya seolah menyatu dalam kekacauan tak terelakkan.
Tetapi, tunggu dulu! Di tengah gemuruh kota yang tak pernah tidur, ada gerakan yang sedang merangkul ketenangan dan kesadaran diri yang dikenal dengan nama Slow Living. Yuk, mari kita kupas lebih dalam tentang tren gaya hidup ini yang semakin populer di tengah-tengah kita.
Bagaimana Menerapkan Slow Living dalam Hidup?
Menyingkirkan Kebiasaan Cepat Saji
Ingatlah saat-saat sederhana ketika kita menikmati makanan dengan perasaan lega dan tanpa terburu-buru? Slow Living mengajarkan kita untuk kembali kepada momen-momen seperti itu.
Pada akhirnya, ini tidak hanya tentang makanan. Ini tentang bagaimana kita menjalani hidup kita dengan cara yang lebih sadar dan menghargai setiap detik yang berharga.
Gerakan Slow Food yang menjadi cikal bakal Slow Living mengingatkan kita untuk memilih makanan berkualitas, yang diperoleh dengan cara yang adil dan berkelanjutan.
Dengan menyadari apa yang kita makan dan bagaimana asalnya, kita menciptakan ikatan yang lebih dalam dengan alam dan bumi tempat kita tinggal.
Baca Juga: 7 Tips Biar Frugal Living lebih 'Nendang'
Ketika Santai adalah Seni
Slow Living bukan tentang menjadi malas atau tidak produktif. Sebaliknya, ini tentang menemukan keseimbangan dalam hidup kita. Mungkin kadang-kadang kita perlu meredakan laju hidup yang lari terlalu cepat.
Dalam momen-momen santai ini, kita menemukan kesempatan untuk mengisi ulang energi dan merenungkan makna sejati dalam hidup.
Begitu banyak orang yang telah menyadari manfaat meditasi, yoga, atau hanya berjalan-jalan di alam untuk menenangkan pikiran dan jiwa mereka.
Dengan melambat, kita dapat mengalami kebahagiaan dalam hal-hal sederhana dan menjadi lebih produktif ketika waktunya tepat.
Teknologi sebagai Pelayan, Bukan Penguasa
Tidak dapat dipungkiri, teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Namun, seringkali kita terjebak dalam dunia maya dan terlalu banyak bergantung pada perangkat kita.
Slow Living mengajarkan kita untuk menggunakan teknologi secara bijaksana dan menyadari bahwa kita adalah penguasa atas teknologi, bukan sebaliknya.
Cobalah untuk merencanakan waktu "tanpa teknologi" dalam sehari, di mana kita benar-benar hadir dalam momen tersebut tanpa gangguan dari telepon pintar atau gadget lainnya. Ini akan memberikan kesempatan untuk lebih terhubung dengan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.
Baca Juga: Bagaimana Cara Mencapai Hidup Sehat, Bahagia, dan Produktif?
Slow Living: Trend yang Tak Pernah Ketinggalan
Tren Slow Living semakin berkembang pesat, dan tidak heran mengapa begitu banyak orang tertarik untuk mengadopsi gaya hidup ini.
Di tengah kebisingan dunia modern yang semakin padat, Slow Living memberi kita kesempatan untuk merenung, menikmati keindahan hidup, dan lebih berhubungan dengan dunia di sekitar kita.
Jadi, Be-emers, mengapa tidak mencoba memperlambat laju hidupmu dan menemukan keindahan dalam setiap momen?
Dengan lebih sadar dan penuh perhatian, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih berarti dan memuaskan.
Ingatlah, Slow Living adalah tentang menemukan keindahan dalam hal-hal sederhana, menghargai waktu bersama orang yang kita cintai, dan menjalani hidup dengan perasaan syukur. Ayo bergabunglah dengan gerakan ini, dan mari kita nikmati hidup secara lebih utuh! Selamat mencoba, Be-emers!
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.
Komentar
27 Oct 2023 - 08:58
Slow living gini harus dibarengi dengan perbekalan finansial yang cukup juga ya?
12 Aug 2023 - 11:06
yang suka rebahan cungg
11 Aug 2023 - 16:30
Termasuk juga, hidup ini tidak semata-mata tentang kompetisi dan persaingan. Kalau pikirannya seperti itu terus, maka pikiran kita bisa stres. Marilah menikmati hidup ini apa adanya. Jika menang dalam suatu kompetisi, Alhamdulillah. Jika belum, mari kita coba lagi! Sesimpel itu kok!