Kalau Beli HP Bisa Satu Paket, Harusnya yang Ini Juga Dong!

Satu Paket Beli HP, Sumber Gambar: (pexels)

Like

Beberapa tahun yang lalu, HP saya rusak. Lebih tepatnya pecah di beberapa bagian. Kameranya juga tidak bisa berfungsi dengan baik. Untuk membuat saya menjadi lebih cakep, rupanya kamera HP itu tidak bisa menjalankan kewajibannya. 

Dalam kondisi seperti itu, saya membawanya tentu saja ke konter HP, masa ke toko bahan bangunan? Saya tanyakan ke pegawainya yang gajinya tentu saja tidak sampai puluhan juta satu bulan, "Mas, kalau HP begini diperbaiki berapa biayanya?"

Dia memegang HP tersebut, membolak-balikkannya sedikit, lalu langsung mengambil kesimpulan, "Mas, kalau HP begini, lebih baik beli baru. Soalnya, kalau diperbaiki, biayanya bisa hampir sama dengan beli HP baru."

Saya berpikir beberapa saat, betul juga yang dikatakannya. Ya, sudah deh, saya memutuskan membeli HP baru saat itu juga. Alhamdulillah, ada juga uang THR. Waktu itu memang menjelang lebaran. 

Baca Juga: 5 Tips Mudah Agar Baterai Hemat Seharian, Bye Powerbank!
 

Setelah Beli HP Baru



Namanya HP baru, pastilah semuanya masih serba kinclong. Begitu pun jika kamu habis menikah, pengantin baru, pasti istri kamu masih kinclong juga bukan?

Saya merasa bersyukur bisa memiliki HP tersebut. Tidak perlu saya sebutkan merek apa, apalagi ditambah "klik keranjang kuning". Soalnya, rata-rata keranjang belanja itu kalau bukan biru, ya merah. Lha ini kok kuning?

Alhamdulilah, sampai sekarang HP tersebut saya gunakan. Dan, saya pakai juga untuk menulis di sini, berbekal tethering dari HP hitam itu. 

Nah, saya menjadi berpikir, bahwa memang membeli HP baru pastilah satu paket. Mulai dari HP itu sendiri, kemudian kita dapat charger-nya, kabelnya, headset kalau ada, kartu garansi, buku manual atau petunjuk penggunaan.

Lalu apalagi ya, pelapis antigores, sampai kardus dan yang paling luarnya adalah kantong plastik dengan logo toko maupun merek tersebut. Semuanya dalam satu paket. Jarang bukan kita temukan ada orang beli HP baru cuma ingin kardusnya? 

"Mas, ini HPnya buat Mas aja yang jual ya, saya cuma ingin kardusnya saja kok!" Pasti si penjaga toko akan geleng-geleng kepala, entah berapa kali. Coba tanya dia saja, mau berapa kali?
 

Filosofi Membeli HP


Nah, membeli HP dalam satu paket itu bisa ditarik filosofinya dalam kehidupan sehari-hari ini. Dalam kehidupan ini, semuanya tetap dalam satu paket. Ada orang baik, ada orang jahat. Ada nikmat, ada sengsara.

Ada kenyang, ada lapar. Ada yang cantik, ada yang cantik sekali, eh, maksudnya ada yang tidak cantik, meskipun pakai filter Instagram dan TikTok ribuan kali. 

Begitu juga bagi kamu yang sudah menikah. Pasti memilih pasangan itu dalam satu paket. Saat kamu menikah dengannya, Alhamdulilah itu berarti kamu laku juga, kamu mungkin tidak tahu sifat dia 100 persen.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Telah Masuk Fase Quarter Life Crisis

Apalagi bila kamu mengenalnya lewat proses ta'aruf. Tanpa pacaran, apalagi berdua-duaan. Proses yang dijalani langsung melibatkan dua keluarga, dan saling mengobrol tentang visi misi masing-masing, kaitannya dengan pernikahan maupun rumah tangga nanti. 

Ketika kamu menjalani pernikahan itu mulai satu tahun, dua tahun, lima tahun, dan seterusnya, maka kamu mungkin akan menemukan kejutan-kejutan.

Misalnya, dia yang ternyata cantik, ternyata suka kentut sembarangan. Dan, baunya itu lho! Ibaratnya bisa membangkitkan zombie yang tertidur. Wuih, saking busuknya berarti!

Mungkin suami kamu yang terlihat ganteng luar biasa di luar, ternyata saat tidur, mengorok dan suaranya seperti gergaji mesin menebang pohon beringin raksasa. Kamu akan menemukan begitu banyak hal yang mengagetkan setelah menikah.

Pertanyaannya sekarang, ketika kamu menemukan yang kurang pas seperti itu, mau diteruskan atau tidak? Mau lanjut berumah tangga atau berakhir sampai di sini saja?

Saya punya teman. Dia bercerai dengan istrinya setelah tahu istrinya pengidap epilepsi. Maaf bagi yang menderita penyakit tersebut, bukan bermaksud untuk menyinggung apa-apa.

Setelah beberapa lama, dia memutuskan untuk menceraikan istrinya. Dia merasa dibohongi oleh orang tua si perempuan. Tidak mengatakan penyakit anaknya waktu melamar. Alhasil, dia merasa ditipu dan lebih baik berpisah saja. 

Saya juga punya teman. Dia dijodohkan oleh orang tuanya. Awalnya asyik-asyik saja. Dia pun sering mengganggu-ganggu manja suaminya waktu malam. Namun, akhirnya harus berpisah juga, karena merasa tidak cocok.

Tebak, berapa usia pernikahan mereka? Baru satu tahun, tetapi memutuskan untuk bercerai. Kabar terakhir, dia sudah menikah lagi, suaminya adalah seorang duda. Janda ketemu duda, seperti botol ketemu tutupnya, lah, klop!

Jadi, sesuai yang dikatakan oleh teman saya, bahwa menikah itu memang saling melengkapi. Mungkin suaminya cinta kebersihan, istrinya cuek saja saat kotor. Atau suaminya pendiam, istrinya cerewet dan seorang pembicara hebat di depan umum. Yang terakhir tersebut, keduanya teman saya juga. 

Baca Juga: Kenali Pentingnya Negosiasi dalam Berbisnis
 

Filosofi dalam Bisnis


Bagi kamu yang berbisnis, saat punya mitra ataupun tim, istilah keren untuk karyawan, ya, terima satu paket. Semuanya bisa saling melengkapi. Ada yang ahli copywriting, ada yang pintar bikin website, ada yang jago buat desain grafis, ada juga yang suka menghabiskan kue di toples, tetapi jago iklan di semua media sosial.

Ketidakmampuan satu orang ditutupi oleh kemampuan orang lain. Satu yang kurang, ditambah dengan orang lain. Asyik bukan?

Memang seharusnya begitulah dalam berbisnis. Kalau mau bisnismu besar, maka bentuklah tim. Bentuklah satu paket manusia dengan kemampuan, bakat, dan karakter yang berbeda-beda. Jadikan mereka dan kamu bisa memiliki visi bersama, jangan cuma visi kamu tok!

Sebab, bisnis yang besar itu memang tidak hanya terfokus kepada satu orang atau mau jadi kaya satu orang saja, tetapi bagaimana agar orang lain bisa sejahtera dari situ?

Ingat, satu paket beli HP baru, satu paket menerima kehadiran pasangan setelah menikah, satu paket tim bisnis kamu, bisa dijalankan dengan baik asal kamu punya satu paket yang satu ini, yaitu: syukur dan sabar.

Bersyukur ketika berjalan dengan baik, mulus, dan sesuai rencana. Sabar, ketika diuji dalam kondisi yang tidak pasti, terasa akan gagal setelah itu, tetapi di ujung perjuangan, justru Allah memberikan kabar gembira tanpa disangka-sangka. 

Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.