Reksa Dana vs Saham: Perbandingan Modal, Keuntungan dan Risiko

Sumber gambar neraca.co.id

Like

Reksa Dana vs Saham, mana yang lebih Cuan? Jawaban pertanyaan tersebut pastilah beragam, tergantung siapa dan bagaimana pengalaman serta keilmuannya dalam bidang tersebut.

 
Namun, jika ingin mendapatkan jawaban tepat untuk memilih ke mana akan mengalokasikan dana untuk investasi.

Maka kita harus melihat dari berbagai sudut pandang sehingga bisa mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan.

Maka dari itu marilah kita telaah dari sudut pandang modal, keuntungan serta resiko. Agar Be-emers dapat menyimpulkan sendiri dan ke mana akan menetapkan pilihan untuk berinvestasi.
 


Modal Awal

Saham

Investasi saham upada umumnya memerlukan modal awal yang lebih besar dibandingkan dengan reksa dana.

Untuk mulai berinvestasi di saham, kita perlu membeli minimal 1 lot (100 lembar saham) dari sebuah perusahaan, yang harganya bisa sangat bervariasi tergantung pada saham yang dipilih.

Sebagai contoh, saham perusahaan besar seperti Bank Central Asia (BCA) atau Telkom bisa memerlukan modal awal yang cukup signifikan.

 

Reksa Dana

Di sisi lain, reksa dana menawarkan fleksibilitas modal yang lebih rendah. Kita bisa mulai berinvestasi dengan jumlah yang jauh lebih kecil, bahkan beberapa platform memungkinkan investasi mulai dari Rp 100.000.

Ini menjadikan reksa dana lebih mudah diakses oleh investor pemula atau mereka yang memiliki modal terbatas serta yang ingin bermain aman.
 
 

Keuntungan Potensial

Saham

Investasi saham memiliki potensi keuntungan yang sangat tinggi, tetapi juga sangat tergantung pada kinerja perusahaan yang bersangkutan.

Jika memilih saham yang tepat, nilai investasi bisa meningkat secara signifikan dalam jangka waktu tertentu. Namun, hal itu artinya kita harus melakukan analisis yang mendalam dan terus memantau pergerakan pasar.
 
 

Reksa Dana

Keuntungan reksa dana biasanya lebih stabil dibandingkan dengan saham individual, tetapi umumnya tidak setinggi potensi keuntungan saham.

Reksa dana mengumpulkan dana dari banyak investor untuk diinvestasikan dalam berbagai instrumen keuangan, yang bisa termasuk saham, obligasi, dan pasar uang.

Ini memberikan diversifikasi yang bisa mengurangi risiko, tetapi juga berarti potensi kenaikan yang lebih moderat dibandingkan dengan berinvestasi langsung di saham yang berkinerja tinggi.