Stealth Marketing: Strategi Marketing yang Sering Diterapkan Brand Besar di Film

Strategi Marketing Ray Ban di dalam Film Top Gun (Sumber gambar: vintagedesignerframes)

Like

Ketika kita berbicara tentang strategi marketing, maka kebanyakan dari kita mungkin akan langsung terbayang akan kegiatan jual beli secara langsung. Di mana pelaku bisnis akan berhadapan langsung dengan target audience.

Di dalam prosesnya, pelaku bisnis akan menerangkan tentang manfaat serta keuntungan yang bakal didapatkan dari produk atau jasa yang ditawarkan. Proses marketing ini lumrah dijumpai di mana pun, bahkan di era serba digital sekarang ini.

Teknik seperti ini terbukti ampuh untuk mempercepat proses transaksi bisnis bersama dengan calon pelanggan. Funnel marketing atau sales pipeline yang sebelumnya telah kamu rancang, bisa dilewati cepat calon pelanggan.

Teknik seperti ini sendiri dapat kita sebut sebagai hard selling. Meskipun ampuh untuk bisnis bisa mendapatkan lebih banyak lead serta konversi, nyatanya hard selling punya kelemahan yang mendasar.

Kelemahan tersebut adalah hard selling yang kurang efektif digunakan sebagai strategi untuk membangun relationship marketing yang baik.


Baca Juga: KOL Marketing, Efektif Enggak sih Buat Bisnis?

Proses yang serba atau terburu-buru demi bisa langsung mendapatkan lead dan konversi, menjadikan proses yang ada terkadang tidak berkualitas. Ini menjadikan pebisnis lebih banyak mendapatkan customer base pada tingkatan pelanggan umum saja.

Sangat sulit untuk pebisnis yang menerapkan strategi hard selling untuk mendapatkan customer base pada tingkatan recurring revenue apalagi sampai pada tingkatan loyal.

 

Apa itu soft selling?

Lalu, apa yang harus kamu lakukan untuk mengakali hal ini?. Kamu bisa mempelajari lebih dalam tentang apa itu soft selling. Ya, sebuah teknik pemasaran di mana calon pelanggan tidak diburu-buru untuk langsung masuk ke tahap hot funnel atau proses transaksi.

Calon pelanggan bisa menikmati proses transfer brand knowledge secara perlahan-lahan. Soft selling adalah cara terbaik untuk brand membangun relationship marketing yang baik.

Uniknya lagi, didapatkan dari hasil riset New Century Media, calon pelanggan lebih suka untuk membeli produk atau menggunakan jasa dari hasil pemasaran menggunakan teknik soft selling. 

97% pelanggan akan merekomendasikannya kepada orang lain, dan 95% pelanggan akan kembali melakukan transaksi bisnis. Jelas ini jadi jawaban untuk bisnis bisa mendapatkan lebih banyak customer base di 2 tingkatan teratas yakni recurring revenue dan tentu saja loyal customer.

Soft selling sendiri memiliki banyak jenisnya. Jika kamu telah membaca artikel mimin sebelumnya tentang psikologi marketing, maka itu sudah termasuk ke dalam jenis soft selling ini.

Terlebih lagi pada jenis social proof, decoy effect, dan charm pricing. Adakah contoh lain dari jenis soft selling ini?. Tentu saja ada.

Dan di dalam artikel ini, kita akan membahas tentang salah satu jenis soft selling yang sering digunakan brand-brand besar pada sinetron atau film. Jenis soft selling yang mimin maksud adalah stealth marketing.