Setelah tema hari ini diumumkan, saya langsung cek berita tersebut. Ternyata berita gempa megathrust trending hari ini. BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) memberi peringatan bahwa potensi terjadinya gempa ini bukan lagi soal "jika" melainkan "kapan."
Jelas berita ini menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa. Tentunya pengalaman yang sudah-sudah membawa traumatik tersendiri.
Meskipun prediksi tersebut bisa saja melenceng karena bagaimanapun belum ada teknologi yang mampu memprediksi dengan akurat kapan gempa akan terjadi.
Namun, bukan berarti kita hanya diam menunggu tanpa berbuat sesuatu. Persiapan yang matang, baik dari segi mitigasi maupun keuangan, bisa menjadi kunci untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Pengertian Gempa Megathrust
Sebelum membahas lebih jauh, kita awali dengan pengertian gempa megathrust yaitu gempa yang terjadi di zona subduksi, di mana lempeng tektonik satu bergerak di bawah lempeng tektonik lainnya.
Di negara kita Indonesia, gempa megathrust dikenal karena potensi kekuatannya yang besar. Yaitu bisa mencapai lebih dari 8 skala Richter.
Lebih mengkhawatirkan lagi, gempa jenis ini sering kali diikuti tsunami. Bisa dibayangkan bukan, bagaimana dampak bencana, seperti yang terjadi pada di Aceh tahun 2004 silam.
Pentingnya Mitigasi
Menghadapi bencana, hal yang pertama adalah Mitigasi bencana, yaitu langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi dampak dari bencana yang terjadi.
1. Edukasi dan Simulasi Bencana
Dalam hal ini, saya berharap pemerintah (BMKG) tidak hanya memberi kabar akan adanya prediksi terjadinya gempa.
Namun perlu adanya edukasi dan simulasi bencana kepada masyarakat secara luas dan menyeluruh. Sehingga bukan kekhawatiran tetapi kesiapan secara materi dan mental ketika mengetahui akan terjadi bencana.
Sehat ketika prediksi itu benar adanya setidaknya masyarakat tahu harus ke mana dan bagaimana bertindak dalam situasi darurat.
2. Pembangunan Infrastruktur Tahan Gempa
Belajar dari negara-negara rawan gempa seperti Jepang. Mereka benar-benar mempersiapkan segalanya. Maka dari itu semoga pemerintah menghimbau untuk membuat bangunan yang tahan gempa.
Karena bangunan tahan gempa merupakan investasi jangka panjang yang sangat penting, terutama di daerah yang rentan.
Penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk melakukan kolaborasi dalam memastikan bahwa setiap bangunan baru mematuhi standar ketahanan gempa yang telah ditetapkan.
3. Sistem Peringatan Dini
Pemasangan alat peringatan dini di area rawan gempa dan tsunami adalah langkah mitigasi yang sangat krusial. Sistem ini dapat memberikan waktu yang cukup bagi masyarakat untuk melakukan evakuasi.
4. Penataan Ruang Berbasis Risiko
Dengan adanya prediksi gempa, seyogyanya pemerintah gerak cepat untuk meninjau ulang tata ruang di wilayah-wilayah yang berisiko tinggi terhadap gempa dan tsunami.
Kawasan permukiman yang padat penduduk harus ditempatkan di area yang lebih aman, sementara kawasan dengan risiko tinggi sebaiknya dialokasikan untuk keperluan yang minim risiko, seperti area hijau atau ruang terbuka. Meskipun saya sendiri ragu, pemerintah akan melakukan itu.
Komentar
15 Aug 2024 - 10:32
keren