Mencegah Bullying di Kampus, Ini yang Bisa Kamu Lakukan!

Bullying di lingkungan kampus marak terjadi, berikut adalah tips yang bisa kamu lakukan (Foto Freepik.com)

Like

Pernah nonton drama Korea viral berjudul The Glory beberapa bulan lalu? Moon Dong Eun jadi korban bullying teman-teman sekelasnya baik secara verbal dan fisik.

Batinnya terluka amat dalam sampai ia beranjak dewasa. Satu per satu mantan teman sekelasnya menjadi target balas dendam Moon Dong Eun dengan berbagai cara. Drama ini memotret realitas bullying menjadi permasalahan serius di Korea Selatan.

Tak disangka kasus serupa terjadi di Indonesia baru-baru ini. Kejadian nahas menimpa ARL, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) salah satu universitas ternama di Jawa Tengah yang diduga meninggal bunuh diri akibat bullying oleh seniornya.

Sedihnya, kasus ARL bukan kali pertama terjadi. Banyak cerita dituturkan para mahasiswa maupun mantan mahasiswa Fakultas Kedokteran telah menimpa diri mereka sendiri, istri atau suami mereka digebukin, ditempeleng, dimaki-maki, dianiaya hingga diancam. 

Berkaca dari drakor The Glory, hal ini bisa terjadi karena senior yang melakukan bullying tersebut dulu pernah mengalaminya.


Baca Juga: Bullying di Perguruan Tinggi: Penyebab dan Upaya untuk Mencegahnya!

Rata-rata alasannya sebagai pelampiasan atau biar ada rasa senasib sepenanggungan. Mirisnya lagi, banyak yang melanggengkan itu sebagai ‘tradisi tahunan’.

Diperparah dengan masih minimnya tindakan tegas, pihak kampus juga cenderung menutup bahkan membantah. 
 

Tips Mencegah Bullying yang Bisa Kamu Lakukan

Nah, gimana sih caranya biar gak ada lagi korban-korban bullying selanjutnya? Ini nih tips yang bisa kamu coba : 

1. Bentuk komunitas atau organisasi anti bullying

Seperti Satgas Anti Kekerasan Seksual yang dimiliki Universitas Atma Jaya Jakarta, kamu bisa berkoordinasi dengan dosen, dekan, dan rektor bersama rekan-rekanmu.

Buat rencana program yang akan dijalankan dimulai dari pendidikan wajib anti bullying, pendidikan keagamaan, pendidikan keberagaman, pendidikan budi pekerti, pembentukan sesi konseling bagi korban juga sharing sesama penyintas.