kelas menengah kian terhimpit (sumber gambar: istockphoto.com)
Likes
Saat menulis artikel ini sempat terfikir apakah saya termasuk kelas menengah? Lalu kenapa ini begitu penting saya tulis?
Akhirnya saya coba riset di beberapa media. Beberapa hari ini topik seputar kelas menengah begitu ramai diberitakan di media online ataupun media massa.
Kelas menengah santer diperbincangkan karna mereka diyakini berada pada posisi kelas sosial yang penting karena dapat menggerakkan roda ekonomi.
Namun kemudian kelas menengah menjadi prihatin. Terjadi penurunan keberadaannya jika dilihat dari data Badan Pusat Statistik kelas menengah pada tahun 2024 menurun sekitar 9,48 juta penduduk pada 2019 ada sekitar 57,33 juta penduduk menjadi 47,85 juta penduduk di tahun ini.
Baca Juga: Kelas Menengah RI Turun Kelas, Bagaimana Dampak dan Solusinya?
Akhirnya saya coba riset di beberapa media. Beberapa hari ini topik seputar kelas menengah begitu ramai diberitakan di media online ataupun media massa.
Kelas menengah santer diperbincangkan karna mereka diyakini berada pada posisi kelas sosial yang penting karena dapat menggerakkan roda ekonomi.
Namun kemudian kelas menengah menjadi prihatin. Terjadi penurunan keberadaannya jika dilihat dari data Badan Pusat Statistik kelas menengah pada tahun 2024 menurun sekitar 9,48 juta penduduk pada 2019 ada sekitar 57,33 juta penduduk menjadi 47,85 juta penduduk di tahun ini.
Baca Juga: Kelas Menengah RI Turun Kelas, Bagaimana Dampak dan Solusinya?
Lalu kenapa terjadi angka penurunan?
Berikut adalah beberapa penyebab mengapa kelas menengah turun kasta:
A. Dampak pandemi covid yang masih terasa
Adanya covid 3 tahun lalu tentunya mempunya efek yang sangat luar biasa pada kondisi ekonomi keluarga. Banyak perusahaan yang mem-PHK karyawannya karna perusahaan sudah tidak bisa survive lagi. Selain itu, sempat terjadi ketakutan akan kelangkaan bahan pokok.
Bahkan diberitakan ada masyarakat yang sampai menyetok makanan berlebih di rumah dan memburu sembako di supermarket.
Ketika banyak karyawan yang diberhentikan maka menggunakan tabungan untuk kebutuhan sehari-hari menjadi pilihan.
Saat itulah banyak dari kita mencairkan tabungan yang ada di rekening lalu dibelanjakan makanan sehat. Bagi orang yang punya bisnis juga tidak jauh beda. Bisnisnya mengalami penurunan penjualan sehingga omsetnya menurun.
Bahkan diberitakan ada masyarakat yang sampai menyetok makanan berlebih di rumah dan memburu sembako di supermarket.
Ketika banyak karyawan yang diberhentikan maka menggunakan tabungan untuk kebutuhan sehari-hari menjadi pilihan.
Saat itulah banyak dari kita mencairkan tabungan yang ada di rekening lalu dibelanjakan makanan sehat. Bagi orang yang punya bisnis juga tidak jauh beda. Bisnisnya mengalami penurunan penjualan sehingga omsetnya menurun.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.