Kebijakan Susu Impor, Begini Solusi untuk Peternak Sapi

Peternak susu sapi lokal merasakan imbas dari impor susu sapi (Foto freepik.com)

Peternak susu sapi lokal merasakan imbas dari impor susu sapi (Foto freepik.com)

Like

Fenomena yang menarik sekaligus ironis,  para pengepul susu sapi dari Jawa Tengah maupun Jawa Timur, membuang air susu yang ditolak oleh industri atau pabrik susu.

Susu sapi lokal berasal dari peternak sapi lokal. Setiap hari sapi ternak itu harus diperas susunya 2-3 kali  Hasil susu sapi itu dibawa kepada pengepul.  Pengepul akan mengirimkan air susu itu ke pabrik susu.

Sayangnya, saat air susu yang dikirim ke pabrik susu itu, ditolak dengan berbagai alasan. Misalnya kuota permintaan sudah berkurang, ada kerusakan mesin, Hal ini terjadi sejak bulan September, puncaknya di bulan Nopember.

Alasan ini ditengarai adanya peningkatan impor susu skim dari Australia. Kebijakan pemerintah yang membebaskan bea masuk untuk impor susu sapi skim ini kian membuat para peternak dan pengepul sapi di Indonesia merasa terpojok, bahkan ada yang terpaksa membuang air susu sapi mereka. 

Bagi pengusaha atau pabrik sapi harga  impor susu skim ini lebih murah 5 persen dari harga susu sapi yang dijual oleh pengpul, merupakan pilihan untuk impor susu skim.


Baca Juga: Peternak Susu Sapi Lokal Merana, Bagaimana Upaya Menyelamatkannya?
  

Kebutuhan Susu Sapi Nasional dan Produksi Lokal

Indonesia memiliki kebutuhan susu sapi yang cukup besar, yang sebagian besar dipenuhi oleh impor. 
Data dari Kompas.id menunjukkan bahwa konsumsi susu per kapita di Indonesia terus meningkat, didorong oleh perubahan pola makan masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya gizi dari susu.

Pada tahun 2023, kebutuhan susu sapi nasional diperkirakan mencapai lebih dari 7 juta ton per tahun. Namun, produksi susu dalam negeri hanya mampu mencakup sekitar 20?ri total kebutuhan tersebut, sementara sisanya dipenuhi melalui impor.

Pemerintah Indonesia berupaya untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri melalui berbagai program pemberdayaan peternak sapi lokal.

Namun, meskipun ada berbagai inisiatif untuk mendorong sektor ini, peternak lokal masih menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah, seperti rendahnya produktivitas sapi perah, terbatasnya akses ke teknologi dan pakan berkualitas, serta pasar yang dikuasai oleh produk impor
.

Impor Susu Sapi yang Makin Meningkat

Salah satu faktor utama yang memperburuk kondisi peternak sapi lokal adalah kebijakan impor susu sapi yang semakin longgar.

Pemerintah Indonesia memberikan kemudahan bagi pengimpor susu sapi dengan membebaskan bea masuk untuk produk susu tertentu, yang membuat produk impor semakin murah dan sulit bersaing dengan susu sapi lokal.

Hal ini menyebabkan susu lokal yang diproduksi oleh peternak Indonesia seringkali terabaikan atau bahkan ditolak oleh pengepul karena harga jualnya lebih rendah dibandingkan dengan susu impor.

Kebijakan ini jelas sangat merugikan peternak lokal, yang sudah kesulitan untuk menutupi biaya produksi akibat harga pakan yang terus naik dan produktivitas yang rendah.

Para peternak yang bergantung pada pengepul untuk menjual susu mereka kini terpaksa menghadapi kenyataan pahit di mana susu yang mereka hasilkan tidak diterima di pasar, sementara impor susu terus berdatangan dengan harga yang lebih murah.