Susu, minuman yang kaya nutrisi dan menjadi sumber protein penting bagi masyarakat, memiliki cerita pahit di baliknya.
Di Indonesia, para peternak susu sapi tengah menghadapi masa sulit akibat serbuan susu impor yang membanjiri pasar dalam negeri.
Kondisi ini mengancam keberlangsungan hidup para peternak dan menimbulkan pertanyaan besar tentang peran pemerintah dalam melindungi sektor peternakan lokal.
Aksi buang susu yang dilakukan oleh para peternak di beberapa wilayah menjadi bukti nyata dari keputusasaan yang mereka rasakan.
Mereka terpaksa membuang hasil jerih payah mereka karena susu sapi lokal tidak terserap oleh industri pengolahan susu. Seolah-olah susu mereka tidak bernilai di negeri sendiri.
Baca Juga: Menyelamatkan Peternak Susu Sapi Lokal dari Impor: Upaya yang Bisa DIlakukan
Di balik aksi dramatis ini, terdapat permasalahan struktural yang lebih kompleks. Impor susu sapi yang tak terkendali menjadi salah satu faktor utama yang memukul para peternak lokal.
Pemerintah, yang seharusnya menjadi pelindung, justru membuka kran impor tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap peternak dalam negeri.
Impor Susu: Ancaman bagi Peternak Lokal
Impor susu sapi memang memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan susu. Namun, impor yang tidak terkendali justru menjadi ancaman bagi para peternak lokal. Mereka kesulitan bersaing dengan harga susu impor yang cenderung lebih murah.
Perbedaan harga ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti subsidi yang diberikan oleh negara produsen susu impor, biaya transportasi yang lebih rendah, dan adanya praktik dumping harga yang dilakukan oleh importir.
Dalam kondisi ini, peternak lokal seperti terjebak dalam lingkaran setan. Mereka dipaksa menjual susu dengan harga rendah agar bisa bersaing dengan susu impor, namun hal ini justru mengakibatkan keuntungan yang mereka peroleh semakin menciut.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.