3 Strategi yang Bisa Dilakukan BRICS Hadapi Ancaman Kenaikan Tarif AS

3 Strategi Negara BRICS Menghadapi Ancaman Tarif dari AS (freepik.com/@rawpixel.com)

3 Strategi Negara BRICS Menghadapi Ancaman Tarif dari AS (freepik.com/@rawpixel.com)

Like

Hubungan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan negara-negara BRICS — yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan — selalu menjadi topik yang menarik.

Seiring dengan kebijakan proteksionis yang semakin berkembang, terutama dalam kebijakan tarif AS, negara-negara BRICS semakin perlu mencari cara untuk mengatasi potensi dampak negatif terhadap ekonomi mereka.

Ancaman tarif yang tinggi bisa mempengaruhi ekspor, memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan bahkan mengubah dinamika pasar global.

Namun, meskipun menghadapi tantangan tersebut, negara-negara BRICS tidak tinggal diam.

Mereka merespons dengan berbagai strategi untuk mengurangi dampak tarif, menjaga stabilitas ekonomi, dan memperkuat posisi mereka di pasar internasional.


Artikel ini akan membahas tiga strategi utama yang digunakan oleh negara-negara BRICS untuk menghadapi ancaman tarif dari AS, serta bagaimana mereka beradaptasi dengan perubahan situasi ekonomi global.


Meningkatkan Kerjasama Ekonomi antar Negara BRICS

Salah satu strategi pertama yang diterapkan oleh negara-negara BRICS untuk menghadapi ancaman tarif dari AS adalah memperkuat kerjasama ekonomi di antara mereka sendiri.

Negara-negara BRICS memiliki potensi besar untuk saling mendukung dalam perdagangan dan investasi. Daripada bergantung pada AS atau negara-negara Barat lainnya, mereka mulai memperkuat aliansi perdagangan di dalam blok BRICS itu sendiri.

Salah satu langkah konkret yang diambil adalah pendirian New Development Bank (NDB) yang bertujuan untuk memberikan pembiayaan bagi proyek-proyek infrastruktur di negara-negara berkembang, termasuk BRICS.

NDB memungkinkan negara-negara BRICS untuk mendanai proyek-proyek yang mendukung pertumbuhan ekonomi mereka tanpa bergantung pada lembaga keuangan Barat, seperti Bank Dunia atau IMF.

Selain itu, negara-negara BRICS juga semakin aktif dalam menciptakan kesepakatan perdagangan di tingkat regional dan antarnegara.

Salah satu contohnya adalah inisiatif untuk menggunakan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan antar negara BRICS, yang dapat mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan meningkatkan stabilitas ekonomi di kawasan ini.

Dengan memperkuat kerjasama ekonomi antar negara anggota, BRICS bisa lebih mandiri dan tidak terlalu tergantung pada kebijakan perdagangan AS.

Selain itu, kerjasama yang lebih erat juga dapat membantu negara-negara BRICS menciptakan pasar yang lebih besar bagi produk mereka sendiri, yang akan mengurangi dampak dari tarif yang dikenakan oleh negara-negara besar seperti AS.