Quiet Quitting di Tempat Kerja? Ini Ciri Perusahaan yang Layak Mendapatkannya!

Quite Quitting Pada Perusahaan Toxic (sumber gambar: freepik)

Quite Quitting Pada Perusahaan Toxic (sumber gambar: freepik)

Like

Kesehatan mental merupakan hal yang wajib dijaga oleh seorang karyawan tanpa mengabaikan kesehatan fisik. Quite Quitting sendiri jika dilihat dari sisi positifnya, memiliki dampak positif untuk menjaga kewarasan seorang karyawan.

Lawan dari Hustle Culture yang merupakan pengerjaan tugas diluar jam kerja dan berusaha keras melakukan lebih di tempat kerja sehingga berdampak negatif pada kesehatan mental.

Quite Quitting merupakan pengerjaan jobdisk dasar, tanpa berusaha melakukan hal lebih untuk perusahaan, minim inisiatif, pulang tepat waktu dan tidak antusias mengerjakan pekerjaan kantor.

Sebenarnya hal ini tidak masalah untuk dilakukan, apalagi beberapa perusahaan memang tidak "cukup pantas" untuk mendapatkan hustle culture dari karyawannya.

Baca Juga: Melakukan Quiet Quitting di Tempat Kerja, Begini Dampaknya!
 

3 Ciri Perusahaan yang Sah dapat Quitte Quitting

Berikut ada 3 ciri perusahaan yang sah saja apabila karywannya melakukan Quitte Quitting :

1. Tidak Memiliki Jenjang Karir

Tidak semua perusahaan memiliki jenjang karir yang bagus, bahkan ada perusahaan yang sama sekali tidak mengutamakan jenjang karir sehingga stagnan di titik tertentu saja.


Jika, be-emers terjebak dalam perusahaan yang demikian, be-emers tidak perlu melakukan sesuatu yang lebih selain pada jobdisk yang ada.

Kerjakan jobdisk semaksimal mungkin dan sisa waktunya gunakan untuk hal lain yang bermanfaat, misalnya untuk pengembangan softskill maupun hardskill lainnya.

Seperti saya pribadi, karena di tempat saya tidak ada jenjang karir, maka perasaan ambisius untuk berkompetisi saya alihkan ke tempat lain, menulis di Bisnis Muda misalnya.