Awas Kena Greedy Trading, Dampak dan Cara Mengontrolnya!

Greedy trading dan dampaknya (Sumber: DokPribadi/KemasResta)

Greedy trading dan dampaknya (Sumber: DokPribadi/KemasResta)


Dalam dunia trading, ada satu emosi yang sering kali membuat investor terjebak dalam keputusan yang kurang bijak, yaitu greedy atau keserakahan.

Keinginan untuk mendapatkan keuntungan maksimal dalam waktu singkat sering kali mendorong trader untuk mengambil risiko yang lebih besar. Namun, apakah selalu mengincar profit tertinggi adalah strategi yang tepat?

Mari kita kupas lebih dalam bagaimana greedy dalam trading bisa menjadi pedang bermata dua dan bagaimana cara mengontrolnya agar tetap mendapatkan keuntungan yang optimal tanpa terjebak dalam jebakan pasar.
 

Apa Itu Greedy Trading?

Greedy trading adalah kondisi di mana seorang trader terus mengejar keuntungan yang lebih besar tanpa mempertimbangkan risiko dengan baik.

Biasanya, greedy muncul ketika pasar sedang dalam tren naik dan trader merasa bisa mendapatkan profit tanpa batas.

Contohnya:

  • Seorang trader sudah mendapatkan keuntungan 20 persen dari saham yang dibeli, tetapi tetap menahannya dengan harapan naik lebih tinggi.
  • Trader yang sudah meraih profit besar tetapi malah menambah posisi tanpa analisis yang jelas.
Kondisi ini bisa sangat berbahaya karena pasar tidak selalu bergerak sesuai keinginan, dan keserakahan sering kali membuat trader mengabaikan strategi yang seharusnya diterapkan.
 

Dampak Negatif Greedy Trading                                                       

Jika tidak dikontrol, keserakahan bisa berujung pada kerugian besar. Beberapa dampak negatif dari terlalu mengejar keuntungan maksimal antara lain:

a. Overtrading

Trader yang serakah sering kali tidak puas dengan satu transaksi yang menguntungkan. Mereka terus membuka posisi baru tanpa perhitungan yang matang, yang akhirnya meningkatkan risiko dan biaya transaksi.
 

b. Tidak Tahu Kapan Harus Keluar

Trader yang terlalu greedy cenderung menunda take profit dengan harapan harga akan terus naik. Padahal, harga bisa berbalik arah kapan saja dan menghapus semua keuntungan yang sudah didapatkan.

 

c. Terjebak di Puncak Harga

Sering kali, euforia pasar membuat trader tergoda untuk membeli aset yang sudah naik tinggi. Namun, ketika harga mulai turun, mereka enggan menjual karena mengharapkan kenaikan lebih lanjut, yang akhirnya malah berujung pada kerugian besar.