
ilustrasi bisnis makanan (Dok. freepik)
Ketika terjun sebagai pelaku usaha, tentunya pengusaha telah memiliki kesiapan tak hanya dari segi materi, fungsional dan sumber daya manusianya saja, tetapi juga harus siap dengan mental yang kuat.
Sebab, menjalankan bisnis, salah satunya bisnis terkait jasa seperti bisnis kuliner, pastinya ada risiko yang harus dihadapi. Kesigapan, kesabaran dan cermat melihat, harus dipupuk lebih dalam.
Saya tidak mengikuti berita viral yang beredar saat ini, tentang food vlogger yang memberikan kritik kepada pengusaha kuliner.
Sebab saya sendiri tidak mengetahui secara tepat berita benarnya seperti apa. Nah, melalui artikel ini, saya akan menyampaikan pandangan pribadi dari berbagai sisi, dan tidak memihak ke manapun.
Baca Juga: Strategi Menghadapi Review Buruk dari Food Vlogger, Pemilik Usaha Jangan Panik!
Memberikan Komplain yang Baik oleh Seorang Food Vlogger
Bila saya sebagai food vlogger, datang ke tempat kuliner, lalu ternyata tidak sesuai harapan baik dari segi rasa, kenyamanan tempat, maupun pelayanan petugas di sana, menurut saya ketika menyampaikan keluhan hendaknya tetap dengan santun.Penyampaian bisa dilakukan kepada pegawai, manajer atau owner secara langsung, tanpa perlu memublikasikannya lewat konten di media sosial.
Tunggu beberapa saat untuk melihat adakah perubahan yang dilakukan?
Bila tidak ada perubahan, maka tidak perlu lagi datang ke sana. Namun, jika hendak menyampaikan saran melalui media sosial, upayakan dengan meminimalisir kalimat negatif.
Misalnya, “Ihh gak mau lagi deh gue datang ke tempat makan di situ. Kotor banget! Pelayanannya lama banget.” -> Ubah dengan “Sebenarnya rasa makanan di sini lezat, hanya saja perlu peningkatan layanan dari segi kebersihan dan kesigapan para petugasnya. Semoga ketika saya mampir kembali, akan jauh lebih baik”.
Alasan untuk tidak buru-buru menyampaikan keluhan, karena dampak yang akan diterima oleh kedua belah pihak.
Dari segi tempat usaha tersebut, jadi berpengaruh pada bisnis mereka dan termasuk karyawannya yang mungkin akan menuju kebangkrutan dan hilangnya lapangan pekerjaan.
Sedangkan dari segi si penyampai kritik, belum tentu akan selalu mendapat respon baik dari publik, karena bisa saja akan mendapat cap negatif dan berpengaruh pada karya yang akan dipublikasikannya selanjutnya.
Bagaimana Menanggapi Komplain dari Food Vlogger?
Saat pelaku usaha mendapatkan kritik tajam dari pelanggan, hendaknya ditanggapi dengan sabar dan tenang. Tampung komentar tersebut, dan pelajari kasusnya secara cermat.Siapa tahu saja ada pelaku usaha lain sebelumnya yang mendapat keluhan tersebut, sehingga bisa dengan cepat memberikan keputusan di lapangan.
Pastikan juga, agar pemilik bisnis memiliki tim legal yang memahami SOP atau prosedur hukum, agar meminimalisir masalah hukum lainnya, seperti pencemaran nama baik, penipuan, atau lainnya.
Adakan perubahan ke arah baik pada bisnis makanan yang dijalankan. Di sini pemilik bisnis harus andil mengecek secara langsung, jangan melalui bawahannya atau orang lain, agar penanganan bisa lebih tepat sasaran dan aksi yang baik.
Misal, tadinya pegawai bagian kasir berwajah masam (jutek), maka beri masukan kepada kasir untuk berubah, lalu lihat perubahannya selama beberapa hari ke depan.
Bila belum ada perubahan dari pegawai tersebut, maka bisa mencari penggantinya. Bila tentang kebersihan, maka upayakan perubahan bersih-bersih yang cepat.
Bila yang diminta berubah adalah pelayanan yang lambat, maka ubahlah menjadi lebih sigap. Owner bisa mengadakan pelatihan agar pegawai yang mendapat tugas ini lebih cepat tanggap dalam bekerja.
Bila tentang rasa makanan atau minuman yang belum pas, maka lakukan cek ganda. Jangan hanya bagian koki yang mengetes rasa, tetapi juga owner turut andil dalam hal ini.
ilustrasi bisnis kuliner (dok. freepik)
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.