
Menyembuhkan Inner Child: Dari Luka Masa Lalu ke Hidup yang Lebih Tenang (Sumber gambar: Freepik)
Likes
Be-emers, pernahkah kalian merasa cemas berlebihan atau overthinking tentang hal-hal yang sebenarnya terlihat sepele?
Misalnya, takut jika orang lain tidak menyukai kita, merasa tidak cukup baik dalam pekerjaan, atau kesulitan untuk mempercayai orang lain.
Nah, tanpa kita sadari, banyak dari pola pikir dan perasaan ini mungkin berasal dari inner child yang terluka serta trauma yang kita alami di masa lalu.
Apa Itu Inner Child?
Inner child adalah bagian dari diri kita yang menyimpan pengalaman, emosi, dan pola pikir sejak masa kecil. Bagian ini dapat menyimpan kenangan bahagia, namun juga bisa membawa luka yang belum terselesaikan.Misalnya, jika sejak kecil kita sering dibandingkan dengan orang lain, hal ini bisa membuat kita menjadi lebih mudah merasa insecure atau takut untuk gagal.
Bentuk Inner Child yang kerap kali muncul ketika dewasa:
- Perasaan tidak cukup baik, meskipun sudah berusaha keras.
- Ketakutan akan penolakan atau ditinggalkan oleh orang lain.
- Perfeksionisme yang berlebihan akibat ketakutan melakukan kesalahan.
- Kesulitan dalam mengekspresikan emosi dan cenderung memendam masalah.
Baca Juga: Alternatif Penitipan Anak Selain Daycare, Pilihan untuk Orang Tua yang Bekerja!
Alasan Trauma Masa Lalu Bisa Menyebabkan Overthinking
Be-emers, trauma masa lalu dapat memengaruhi cara kita berpikir dan bereaksi terhadap dunia saat ini. Otak kita memiliki mekanisme survival mode, yang berarti jika kita pernah mengalami pengalaman buruk, otak akan berusaha mencegah kita mengalami hal yang sama.Sayangnya, hal ini sering kali berujung pada overthinking dan kecemasan yang berlebihan.
Contohnya, dulu kita sering dihukum karena mengungkapkan pendapat. Sekarang, hal itu mungkin membuat kita takut berbicara di depan umum atau ragu untuk mengutarakan pendapat di lingkungan kerja.
Beberapa alasan mengapa trauma dapat memicu overthinking:
- Hyper-awareness: Kita menjadi terlalu waspada terhadap lingkungan sekitar karena takut mengalami hal buruk lagi.
- Otak mencari "skenario terburuk": Kita cenderung memikirkan kemungkinan terburuk untuk dapat menghindarinya.
- Rasa percaya diri yang rendah: Trauma masa kecil dapat membuat kita meragukan kemampuan dan keputusan sendiri.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.