Enggak Ada Matinya, Ini Alasan Bisnis Street Food Selalu Digemari

Street Food - Canva

Street Food - Canva

Like

Kalau di suruh pilih, kamu lebih suka makan di restoran mewah atau jajanan di kaki lima, Be-emers?

Meskipun menu di restoran terkesan fancy, kuliner yang dijual di pinggir jalan justru cenderung lebih menarik perhatian. Selain harganya relatif murah, di setiap negara, kuliner kaki lima atau street food selalu mudah untuk ditemukan.

Di Amerika Serikat, kamu akan mudah menemukan street food seperti hotdog, hingga yang paling terkenal yakni The Halal Guys. Sementara itu, Korea Selatan juga terkenal dengan pusat kuliner kaki lima yang menjual makanan khas seperti tteokbokki, kimbab, odeng, dan hotteok di sejumlah kawasan terkenal kayak Myeongdong, Dongdaemun, dan masih banyak lagi.

Begitupun di Indonesia, aneka kuliner pinggir jalan gampang banget ditemui. Dari mulai gorengan, sate, bakso, ketoprak, batagor, lumpia, hingga nasi goreng, selalu muncul sebagai makanan pinggir jalan populer di Indonesia.

Eksistensi street food yang sudah ada sejak zaman romawi kuno ini, tak lekang oleh waktu lho. Selalu digemari, jajanan kaki lima juga jadi peluang bisnis bagi sejumlah orang.


Nah, berikut sejumlah alasan bisnis street food selalu jadi favorit banyak orang.
 

Modal Terjangkau

Bisnis street food dianggap lebih efisien karena cenderung terjangkau dari segi modal usaha dibanding restoran.

Misalnya, untuk berdagang street food di kawasan yang bukan pusat kuliner, kamu cukup menyediakan gerobak atau lapak dagang dan membayar kontribusi ke petugas kebersihan atau keamanan sekitar. Namun, konsekuensinya, kadang suka ada preman yang kerap meminta pungli atau pungutan liar.

Sedangkan kalau kamu memilih untuk berjualan di pusat kuliner, kamu akan dikenakan tarif sewa lapak. Meskipun begitu, kamu enggak perlu repot untuk bongkar-pasang lapak jualan karena sudah disediakan oleh pengelola.

Salah satu kawasan pusat kuliner pinggir jalan yakni GS Food Street di kawasan BSD, Tangerang. Dilansir dari Bisnis, di sini, pengelola menyiapkan konsep yang berbeda dari street food lainnya, terutama dengan menghadirkan street food yang bersih, nyaman, dan rapi dengan berbagai menu makanan yang nikmat tetapi tidak membuat kantong bolong.

Selain itu, tersedia panggung untuk live music. Para tenant juga bisa mendaftar di aplikasi pesan antar makanan seperti GrabFood atau GoFood, sehingga bisa menjadi salah satu cara mendongkrak penjualan.

Harga sewanya pun cukup terjangkau, yakni Rp2,5 - Rp2,7 juta per bulan dengan luas lapak berukuran 6x4 meter. Per lapak pun disediakan fasilitas seperti air, listrik, dan gerobak.
 

Bisa Melalui Franchise

Buat kamu yang mungkin minim modal dan ide, tapi mau banget punya bisnis kaki lima, kamu bisa memulai dengan cara franchise atau waralaba nih. 

Soalnya, kamu enggak perlu repot menyiapkan konsep, bahan baku, hingga gerobak untuk berjualan. Salah satu waralaba street food yang sudah mendunia yakni The Halal Guys.

Selain itu, keuntungan dengan menjalani bisnis kaki lima dengan waralaba, yakni kamu cukup bermodal kecil namun menghasilkan keuntungan yang cenderung cepat.
 

Banyak Pilihan dan Target Pembeli yang Luas

Kuliner pinggir jalan tidak membatasi aturan kamu harus jualan makanan tertentu. Bahkan, kamu juga bisa menjual makanan atau minuman yang kamu kreasikan sendiri.

Enggak jarang, hal itu bisa jadi viral lho. Kreasi kuliner pinggir jalan yang sempat viral misalnya seperti es cappucino cincau, es kepal Milo, hotang, dan bola ubi.

Selain itu, target pembeli kamu juga lebih luas. Soalnya, penggemar street food enggak terbatas usia, gender, bahkan dari berbagai kalangan.

Tertarik buat menjalani bisnis street food?